Rabu, 28 September 2022

SMPN 2 Jayapura Adakan Study Tour ke Kampung Asei Guna Mengembangkan Wawasan

Tim presisi SMPN 2 Jayapura, Kota Jayapura, yang terdiri dari 36 siswa-siswi, kepala sekolah, dan beberapa guru termasuk wakasek kurikulum berangkat meninggalkan sekolah pukul 13.00 Waktu Papua menggunakan satu bus DAMRI.

Hal itu dilakukan dalam rangka study tour di dua tempat di Sentani, Kabupaten Jayapura, yaitu Kalkote (Kampung Asei) dan Kemiri (Sanggar Seni Budaya Reymay) guna menambah wawasan tentang budaya.

“Kami melakukan penelitian tentang pemanfaatan kulit kayu. Wakasek kurikulum yang akan mengatur dalam sistem kurikulum sehingga bisa dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jayapura,” ujar Kepala SMP Negeri 2 Jayapura, Dorthea Carolien Enok, di Kampung Asei, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (28/9/2022).

Dikatakannya, study tour tersebut agar membiasakan siswa belajar secara langsung tentang seni budaya, dengan cara berinteraksi langsung dengan perajin kulit kayu yang diolah menjadi lukisan dan noken.

Selain wawasan, lanjutnya, study tour yang diikuti siswa kelas 7, 8, dan 9 itu juga memberikan pengalaman sekaligus rekreasi edukatif tentang seni dan budaya.

“Siswa sangat antusias dan aktif bertanya tentang bahan dan cara membuatnya serta asal usul atau sejarahnya bahkan mereka ikut terlibat dalam proses pembuatannya,” ujarnya.

Caroline Enok berharap melalui penelitian pemanfaatan kulit kayu dapat meningkatkan pengetahuan dan semangat belajar peserta didik serta menghargai seni budaya Papua.

Guru sekaligus pendamping program pembelajaran presisi SMP Negeri 2 Jayapura, Mersi mengatakan, tujuan dari presisi agar melalui proses pembelajaran peserta didik mampu menemukan refleksi yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami memilih kulit kayu agar meningkatkan kecintaan dan kebanggaan siswa terhadap budaya Papua yang mulai tergerus di era teknologi sekarang ini,” ujarnya.

Dikatakannya, peserta didik sudah melakukan riset terlebih dahulu tentang produk dari kulit kayu, sehingga melalui studi tour ini, mereka membuktikan langsung di lapangan.

“Setelah itu, dituangkan ke dalam proyek masing-masing berdasarkan minat dan bakat, seperti tarian, film dokumenter, kerajinan, cerpen, dan audio book,” ujarnya.

Mersi menambahkan presisi adalah penguatan karakter siswa mandiri melalui kreasi seni agar mampu menjawab masalah yang terjadi di lingkungannya masing-masing.

“Sebenarnya siswa bisa belajar sendiri, menentukan topik sendiri, mendapatkan informasi, materi sendiri dan hasilnya sendiri. Saya berharap bisa membagikan kepada teman-teman lainnya, sehingga apa yang sudah di dapat dari study tour ini juga didapat temannya,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar