Senin, 12 September 2022

Gempa dan Tanah Longsor di Papua Nugini Tewaskan 3 Orang

Direktur Bencana Provinsi Morobe, Papua Nugini, Charley Masange, mengatakan sedikitnya ada tiga orang tewas karena tanah longsor akibat gempa berkekuatan 7,6 skala richter yang diarasakan di seluruh negara di kawasan Pasifik itu, Minggu (11/9/2022) pagi.

“Orang lain telah terluka dari struktur atau puing-puing yang jatuh, dan ada pula kerusakan pada beberapa pusat kesehatan, rumah, jalan pedesaan, dan jalan raya,” kata Masange kepada The Asosscoate Press yang dikutip CBS News 11 September 2022.

Dia menambahkan perlu beberapa hari ke depan untuk menilai penuh cedera dan tingkat kerusakan di wilayah tersebut. Namun dia mengakui kalau populasi yang jarang dan tersebar serta kurangnya bangunan besar, mengingat gempanya begitu kuat.

Salah seorang warga dari pusat gempa, Renagi Ravu, menceritakan saat bertemu dengan temannya di Kainantu saat gempa terjadi. Dia mencoba untuk berdiri dari kursinya tetapi tidak bisa menjaga keseimbangannya dan berakhir dalam semacam pelukan kelompok dengan rekan-rekannya.

“Sementara piring dan cangkir jatuh dari raknya ke tanah,” katanya seraya menambahkan anak-anaknya yang berusia sembilan dan dua tahun, minuman dan sarapan mereka tertumpah.

Renagi Ravu yang juga seorang ahli geologi mengatakan telah mencoba untuk menenangkan semua orang saat gempa terjadi dan goncangan berlanjut selama lebih dari satu menit.

Dia mengatakan sekitar 10.000 orang tinggal di dalam dan sekitar kotanya, atau 41 mill dari pusat gempa. Dia mengatakan orang –orang merasa bingung.

“Ini adalah hal yang umum bahwa gempa bumi dirasakan di sini, tetapi biasanya tidak berlangsung lama dan tidak separah ini. Itu cukup intens,” katanya seraya menambahkan sedang memilah-milah kerusakan rumahnya, kemungkinan termasuk pipa pembuangan karena kerusakan ini bisa dicium karena baunya yang menyengat.

Bahkan ada temannya yang mengirim pesan kepadanya dengan dekripsi jalan yang retak. Pipa yang rusak dan puing-puing yang jatuh, tetapi tidak menggambarkan keruntuhan atau kerusakan bangunan yang parah.

“Mereka mulai membersihkan rumah dan jalan-jalan mereka,” katanya.

Dia menambahkan jaringan komunikasi tampaknya terganggu karena ada beberapa menara seluler yang jatuh atau patah.

Dibandingkan dengan bencana pada 2018 lalu dengan kekuatan 7,5 SR di wilayah tengah Papua Nugini telah menewaskan sebanyak 125 orang, Felix Tanu, seismolog di Observarium Geofisika, ibukota Port Moresby, mengatakan terlalu dini untuk mengetahui dampak penuh gempa Minggu (11/9/2022) pagi itu meskipun sangat berarti.

“Kemungkinan besar menyebabkan kerusakan yang cukup besar,” katanya.

Walau dia mengakui kalau Papua Nugini terletak di sebelah timur Indonesia dan utara Australia terletak di “cincin api Pasifik” di mana banyak gempa bumi dan aktivitas gunung berapi di dunia terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar