Selasa, 06 Desember 2022

Lima Negara MSG Ramaikan Pelatihan Perikanan di Ambon

Sebanyak lima peserta pelatihan perikanan pesisir dari negara-negara ujung tombak Melanesia atau Melanesian Speardhead Group (MSG) mengikuti pelatihan di Ambon sejak 28 November sampai dengan 3 Desember 2022.

Direktur Jenderal (Dirjen) MSGLeonard Louma ikut pula mendampingi para peserta pelatihan dari negara negara Melanesia itu.

“ Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta untuk mengolah dan memulihkan secara efektif pasokan perikanan dan memberdayakan komunitas di kawasan pantai dengan saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan keahlian. Pelatihan juga merupakan bentuk dukungan Indonesia dalam mendukung MSG Roadmap on Inshore Fisheries Management and Sustainable Development 2015-2024,”kata Direktur Pasifik dan Oseania (Pasos), Adi Dzulfuat, saat menyampaikan dalam sambutannya yang dikutip jubi.id dari laman resmi kemlu.go.id

Hal senada dikatakan pula oleh Direktur Pasos, Kapus Pelatihan dan Penyuluhan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pelatihan merupakan kesempatan bagi para peserta dan Indonesia untuk saling berbagi dalam menyiapkan pendidikan, kesadaran, dan informasi yang memadai tentang pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan perikanan pesisir bagi para pemangku kepentingan terkait di masing-masing negara.

Sementara itu Dirjen MSG, Leonard Louma, menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Indonesia Kemenlu, KKP, LDKPI, Pemprov. Maluku, dan Pemkot Ambon atas terlaksananya rencana pelatihan ini. Dirjen MSG juga mengakui bahwa MSG perlu belajar dari Indonesia.

Lebih lanjut dia berharap para peserta dapat belajar dan meniru praktik yang berhasil dikembangkan Indonesia dalam mengembangkan perikanan pesisirnya.

Selama pelatihan, peserta mendapatkan informasi dan berdiskusi dengan para pembuat kebijakan, penyuluh, dan praktisi tentang berbagai topik terkait pembuatan kebijakan di sektor perikanan, proses budi daya perikanan, proses pengolahan hasil laut, dan konservasi lingkungan. Peserta berkesempatan untuk mengunjungi fasilitas budi daya perikanan laut di BBPL Waiheru.

Peserta kagum dengan fasilitas yang dimiliki oleh BPPL Waiheru dan menanyakan hal-hal terkait upaya Balai yang telah berhasil melakukan pembibitan berbagai macam ikan yang selain digunakan untuk budi daya ikan bagi nelayan juga untuk restocking ikan di perairan sekitar Balai Waiheru.

Mengakhiri pelatihan, para peserta membuat rencana aksi setelah kembali ke negara masing-masing. Mengingat peserta terbagi menjadi dua segmen, yakni pemerintah dan swasta, maka keempat peserta sepakat untuk membahas berbagai tantangan dan hal-hal yang dapat dikerjasamakan dengan Indonesia.

Beberapa hal yang mengemuka antara lain masalah regulasi, penyuluhan, dan dukungan Pemerintah untuk menciptakan regulasi yang menguntungkan bagi masyarakat pesisir seperti Indonesia. Selain itu juga dorongan kepada sektor swasta untuk memanfaatkan berbagai peluang dalam sumber daya kelautan menjadi sumber ekonomi.

Keberhasilan yang telah dilakukan oleh Indonesia perlu dibagi dengan negara-negara anggota MSG melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan kapasitas. Hal tersebut juga menjadi peluang bagi Indonesia dalam mendukung terimplementasikannya roadmap perikanan pesisir yang telah dicanangkan oleh MSG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar