Minggu, 06 November 2022

Pelatih Persipura Kecewa, Kompetisi Liga Indonesia Sudah Berbau Politik

Kelanjutan kompetisi sepak bola Indonesia, baik Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 belum ada kejelasan. Sudah sebulan lamanya kompetisi terpaksa dihentikan pasca insiden naas di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Pelatih Persipura Jayapura, Ricky Nelson mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan informasi terkait kelanjutan kompetisi.

Padahal, skuad berjulukan Mutiara Hitam bersama beberapa klub lainnya sudah kembali menggelar latihan untuk mengantisipasi kelanjutan kompetisi.

Sayangnya, Ricky menyebut, status kompetisi sepak bola Indonesia masih gelap gulita. Belum ada tanda-tanda kapan akan kembali dilanjutkan.

“Sampai saat ini masih gelap gulita (belum ada tanda-tanda kompetisi dilanjutkan),” kata Ricky.

Sebelumnya, Kompetisi sepak bola Indonesia diwacanakan akan digelar kembali setelah PSSI melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB). Hal tersebut sesuai rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

TGIPF meminta kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Presiden Joko Widodo agar kompetisi sepak bola Indonesia harus digelar setelah pelaksanaan KLB PSSI.

TGIPF meminta PSSI untuk segera menggelar KLB karena menilai Ketua Umum PSSI dan jajaran pengurusnya sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Ricky Nelson mengaku sedikit kecewa. Pasalnya, ia beranggapan jika persoalan sepak bola Indonesia kini sudah berbau politik.

Ia juga mengaku, kompetisi yang belum ada kejelasan kapan akan kembali dilanjutkan membuat para pemain, pihak klub, dan pelaku sepak bola menjadi jenuh.

“Pastinya kita jenuh dan berdampak pada seluruh pemain, karena kalau menunggu itu kompetisi akan jadi tambah panjang jedanya. Ini dari tragedi kematian malah jadi proses politik jadinya. Harusnya kita masih berduka dengan tragedi itu, tapi setelah lewat, luka selesai harusnya kita mulai lagi. Tapi malah muncul dengan kegiatan yang bisa dibilang berbau politik. Nah, ini yang menjadi kendala jadi jujur saja ini bukan soal duka lagi, tapi malah bergeser ke politik,” keluh Ricky.

Nasib kompetisi sepak bola Indonesia juga kian mengambang. Sejumlah pengamat ikut mendukung TGIPF mendesak Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan beserta jajaran pengurusnya mundur dari jabatan.

Mereka tetap ngotot meminta Kongres Luar Biasa (KLB) secepatnya dilakukan. Sementara dari kubu Ketum PSSI sendiri enggan meninggalkan jabatan karena mengkhawatirkan kekosongan di tubuh pengurus.

“Kalau bicara soal mundur, kita bisa mundur begitu saja. Tapi kalau kita mundur sekarang, kepengurusan akan kosong,” kata salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar