Jumat, 12 Februari 2021

Ternyata, Alm Teddy Rusdy Diangkat Sebagai Perwira Intelijen Pada 1974

 

Google.com

Jenderal L.B. Moerdani  juga menyampaikan ungkapan bahwa “ An intelligence officer is a foceless Hero!” maka dari itu, seorang perwira intelijen tidak dapat menunjukan dengan mengatakan sasaran yang dihancurkan berkat tindakannya.

Apabila gagal, kita tidak boleh mencari-cari alasan, namun dikecualikan dengan mengundurkan diri. Negara pun tak pernah mengakui sebagai pemberi perintah, yang terpenting dalam intelijen adalah suatu profesi tanpa mengenal jabatan dan batas-batas yang berkaitan dengan beberapa organisasi.

Para perwira intel harus dapat menembus berbagai kendala dan hambatan yang formal dalam melaksanakan tugasnya. Dengan berlatar dengan “kelonggaran-kelonggaran” seperti itu, seorang perwira intel disyaratkan untuk mempunyai sikap disiplin, kepribadian, integritas tinggi, juga tahaun godaan dan bujukan untuk tidak menyalahgunakan kepercayaan serta wewenang yang sudah diberikan.

Mas Teddy Rusdy yang direkrut oleh Jenderal L.B. Moerdani sebagai perwira intelijen pada 1974. Salah satu kepala staf TNI-AU memerintahkan agar Mas Teddy segara dipindahkan dari anggota organic TNI-AU menjadi anggota organic Hankam untuk memenuhi permintaan Mayjen L.B. Moerdani, Asisten Intelijen Hankam/Asisten Intelijen Kopkamtib.

Pada saat itu, Mas Teddy Rusdy masih berpangkat Mayor Navigator dan memasuki jenjang tugas yang sudah diberikan serta karier di Mabes ABRI sampai dengan masa pensiunnya pada tahun 1994 sebagai Marsekal Muda TNI.

Selama dua puluh tahun lamanya, Mas Teddy mengabdi di jajaran Mabes ABRI yang jauh lebih panjang ketimbang di TNI-AU, sejak tahun 1962 sampai dengan tahun 1974, selama dua belas tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar