![]() |
Google.com |
Teddy
diperintahkan oleh Jenderal L.B. Moerdani sejak tahun 1978 untuk memperlajari
berbagai jenis senjata agar dapat menyempurnakan pasukan antiteror. Tak hanya
itu, Teddy Rusdy juga mempelajari berbagai macam peralatan penyadapan
komunikasi dan juga peralatan pendukung lainnya.
Melalui
seleksi yang dilakukan pada tahun 1981 dengan semua persiapan sudah semakin
matang ini proses seleksi pun sangatlah ketat. Hasil dari seleksi tersebut
terpilihlah dua anggota Kopassus yang dinilai sudah cocok untuk dilatih di
GSG-9, yakni Mayor Inf. Luhut Panjaitan dan Kapten Inf. Prabowo Subianto.
GSG-9 ini
sendiri adalah Satuan Anti Teror, awal pembentukannya bermula dari serangan
Black September yang mana pada serangan itu 11 atlet Israel dan seorang polisi
saat Olimpiade Munchen 1972 tewas.
Pada
tanggal 17 April 1973, Pemerintah Jerman Barat membentuk pasukan khusus
antiteror GSG-9 (Grenz Schutz Gruppe 9) atau "Pasukan Kawal Perbatasan
9" yang dipimpin langsung oleh Oberstleutnant Ulrich Wegeneer.
Saat
pelatihan bulan kedua Inf. Prabowo Subianto mengalami kecelakaan, namun dari
kecelakaan itu beliau tetap bisa melanjutkan pendidikan dan latihan, terutama
di bidang teori karena penguasaan bahasa Jerman yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar