![]() |
Google.com |
Seseorang yang dicap sebagai antek PKI hanya karena tercatat pernah menerbangkan D.N. Aidit dan tokoh-tokoh PKI lainnya dari satu tempat ketempat lain. D.N. Aidit sndiri pada masa itu adalah MPR dan sekaligus pimpinan PKI yang sudah masuk kedalam kategori VIP dan para penerbang itu juga menerima perintah terbang dari atasannya.
Karena
adanya pembersihan, sebagian dari pada penerbang terbaik dari angkatannya itu
telah dipatok oleh Kopkamtib yang tidak bisa menjaid Jenderal karena dinilai
telalu berisiko bagi ABRI. Hal ini pun memperngaruhi penilaian Kokamtib
terhadap masa depan perwira penerbangan dan navigator yang sangat besar.
Tak hanya
itu, untuk didikan Rusia yang lebih identic dengan Komunis memliki semboyan “tidak
mau mengambil risiko” maka kariernya dan masa depan para perwira didikan Rusia
menjadi sangat gelap. Medan penugasannya dibatasi dan tidak bisa jadi perwira
tinggi, sungguh menyedihkan.
Dalam hal
tersebut, menurut Teddy Rusdy hal itu bisa dikatakan mendapat blessing in
disguise atau rahmat yang tersembunyi. Pada rombongan angkatannya pada 1962, ia
dididik di India. Pada saat itu para perwira angkatan udara juga berasal dari
tiga sumber pendidikan.
Hal yang pertama adalah didikan Akademi Angkatan udara Yogyakarta, Kedua, didikan Angakatn Udara Rusida untuk menerbangkan pesawat-pesawat asal Rusia dalam sebuah rangka Tri komando rakyat (Trikora), Pembebasan Irian Barat, dan yang Ketiga adalah hasil didikan Indian Air Force Flying Colleges, Jodhpur, India di mana Mas Teddy Rusdy salah satu dari empat perwira yang dilatih di India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar