![]() |
Google.com |
Kerja sama bilateral, apakah itu dapat mengkhawatirkan Pemerintah Indonesia? Tentu saja tidak. Karena pimpinan intelijen ABRI di dalam perumusan kebijaksanaan intelijen dengan negara-negara ASEAN terutama mengedepankan prinsip “menguntungkan kedua belah pihak” hal itu juga berangkat dari dua prinsip dasar.
Menurut
Teddy Rusdy hal yang perlu diperhatikan, Pertama, tidak perlu takut dengan apa
yang akan dilakukan tetangga kita. Sebab, hamper sebagian besar semua dapat
dikatakan nihil apabila tetangga “berani” melawan kita. Kedua, sebaliknya,
negara tetangga harus ditenangkan dan ditenteramkan bahwa kita tidak memiliki
ambisi teritorial.
Atas
peristiwa-peristiwa Dwikora melawan Singapura dan Malaysia, serta “integrasi
Timor Timur” harus dikikis masih melekat dipikiran dan masih terasa nyata. Dua
prinsip diatas dapat membuat Indonesia pantas dan tepat apabila kemudian
dianggap sebagai saudara tertua ASEAN.
Terkait
dengan arti Presiden Soeharto baik di antara sesama kepala negara atau pejabat yang
merupakan saudara tertua. Kini ASEAN maupun Jenderal TNI L.B. Moerdani di mata
semua Panglime Tentara/Militer ASEAN.
Dalam posisi lain, Presiden Soeharto dan Jenderal L.B. Moerdani yang mampu mejalani dengan sadar dan tepat. Hal ini adalah suatu sikap penting dalam membangun solidaritas ASEAN, di antaranya menasihati, memberi, serta berbagi, tetapi sekaligus bukan merasa berkuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar