Senin, 22 Februari 2021

Bagi Yang Penasaran, Ini Dia Kejadian Pembajakan Pesawat Terbang Dari Tahun 1958 Sampai 1979

Google.com

Pembajakan pesawat terbang yang terjadi pada 1 November 1958 adalah akar dari sejarah terorisme, atau bisa disebut dengan gerakan terorisme. Pembajakan tersebut dilakukan oleh kelompok militant Kuba yang juga merupakan pendukung Fidel dan Raul Castro yang juga pernah membajak pesawat terbang dari Varadero, Kuba yang menuju Miami, Amerika Serikat.

Diketahui seluruh penumpang dan awak pesawat saat itu tewas pada saat pembajakan pesawat terjadi. Seperti yang dikabarkan kalau pesawat tersebut kehabisan bahan bakar dan akhirnya terpaksa harus mendarat darurat di kawasan pabrik gula Prestons.

Kemudian pembajakan pesawat tersebut kembali terulang pada tahun 1968, saat itu pembajakan dilakukan oleh tiga anggota dari Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) yang membajak pesawat penumpang Israel EL AL ke Rima, Italia, yang kemudian terbang ke Aljazair.

Ditahun 1970 dan 1976 pembajakan pesawat terbang kembali terjadi. Sekiranya dari tahun 1958 sampai 1979 terjadi belasan kali aksi terorisme yang membajak pesawat terbang. Hal tersebut pun menjadi ancaman yang nyata dan mengerikan sehingga perlu dipersiapkan pasukan khusus karena udara serta pesawat terbang menjadi objeknya.

Pada saat gerakan terorisme ini mulai marak terjadi bertepatan sekali dengan bergabungnya Teddy Rusdy sebagai tim Intelijen. Karena banyaknya aksi terorisme yang berlatarbelakang udara dan pesawat Jendral L.B. Moerdani pun meminta Teddy untuk menyiapkan pasukan khusus antiteror secara sempurna dan menyeluruh. Mulai dari organisasi, tugas, pelatihan, pendidikanm dan perlengkapan khusus, dan juga beserta markasnya.

Minggu, 21 Februari 2021

Begini Sosok Teddy Rusdy dan Segudang Kisahnya Dimata Kemala Atmojo

Google.com

Tak banyak mengenal tokoh militer secara pribadi, Kemala Atmojo sangat senang dan bersyukur karena bisa mendapat kesempatan untuk kenal secara pribadi dengan Alm Teddy Rusdy. Menurut Kemala Atmojo, Teddy Rusdy adalah orang yang memiliki pengalaman yang cukup panjang di dunia militer.

Tak hanya itu, Kemala Atmojo pun mengatakan bahwa sosok Teddy Rusdy adalah orang yang memiliki daya ingat yang kuat serta wawasan yang luas. Semasa hidup Teddy Rusdy, Kemala Atmojo akhirnya mendapat banyak cerita dan hal baru yang tidak pernah diketahui oleh Kemala Atmojo sebelumnya.

Untuk semua pengalaman, suka dan duka yang didapatnya selama karir panjangnya itu, Teddy Rusdy yang meninggal secara tenang pada Kamis, 31 Mei 2018 sudah banyak berkorban untuk Negara Indonesia.

Dan berikut ini adalah karir dan tanda jasa serta kehormatan yang didapat Teddy Rusdy semasa hidup:

PENDIDIKAN MILITER:

Air Force Flying Collage (India): Lulus Tahun 1961

Sedaspa Angkatan ke-19: Lulus Tahun 1968

Standarisasi Pama Angkatan ke-2: Lulus Tahun 1968

Sekkau Angkatan ke-11: Lulus Tahun 1971

Sesko ABRI Bagian Laut Angkjatan ke-1: Lulus Tahun 1975

Sesregkt Seskogab Angkatan ke-1: Lulus Tahun 1978

 

 JABATAN DI TNI AU DAN PENGALAMAN:

25 Juni 1960: Diterima sebagai Siswa Sekolah di Pa Nav.

28 Juli 1960: Dikirim ke India mengikuti Sekolah Nav.

1 Januari 1961 Dinas Operasi Trikora di Maluku

1 Januari 1962 Ditempatkan pada Skad 5 Nav Abd. Saleh

1 Januari 1963 Diangkat sebagai Pav Skad 42 Wops 003 Iwy, Dinas Operasi Dwikora di Malaysia, Kalimantan, dan Sumatera Utara.

1 Januari 1969 Diangkat sebagai Pa. Ops. Lanud Iwy

23 Desember 1969 Diangkat sebagai Dan Lanud Rembiga

1 Januari 1970 Dan Lanud Rembiga dan Dan Denma Makodau IV Ampenan, NTB

1 Januari 1972 Ketua DPD Golkar Lombok Barat

22 Februari 1973 Pakorda Kab. Lombok Barat dan Sekretaris DPD Golkar Provinsi NTB

1 Januari 1974 Karo Jajaran Paban – VI/Milhan Sintel Hankam

30 Mei 1979 Dosen/Patun Seskogab, Bandung

1 April 1980 Paban VIII Staf Intel Hankam

1 Desember 1983 Direktur “E”/Renlitbang Bais

1 Juni 1986 Asrenum Pangab

6 Oktober 1987 Asrenum Pangab dan Anggota MPR RI 1987-1992

17 Februari 1992 Melepaskan Jabatan Organik/Fungsional Hankam/ABRI/Golongan Karya ABRI.

 

KENAIKAN PANGKAT:

1 Januari 1962 Letnan Muda Udara I

1 Juli 1962 Letnan Udara II

1 Januari 1964 Letnan Udara I

1 Januari 1966 Kapten Udara

1 Januari 1970 Mayor Udara

1 April 1975 Letnan Kolonel Udara

1 April 1980 Kolonel

1 Desember 1983 Marsekal Pertama TNI

1 Juni 1986 Marsekal Muda TNI

TANDA JASA DAN KEHORMATAN:

Bintang Shakti

Bintang Dharma

Bintang Yudha Dharma

Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama

Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya

Sstyalencana Kesetiaan VIII

Satyalencana Kesetiaan XVI

Satyalencana Kesetiaan XXIV

Satyalencana Satya Dharma

Satyalencana Wira Dharma

Satyalencana Dwidya Sistha

Satyalencana Penegak

Meritorius Services Medal (Military) Republic of Singapore

Meritorius Services Medal (Military) Republic of Korea

 

Sumber: Indonesiana.id

Bersama Kemala Atmojo Kita Mengenang Kepergian Teddy Rusdy

Google.com

Kemala Atmojo menuliskan beberapa kisahnya dengan Teddy Rusdy, termasuk perkenalan Teddy Rusdy dengan L.B. Moerdani memang semakin mendalam setelah pertemuan secara fisiknya yang terjadi di tahun 1974 pada saat L.B. Moerdani terkesan dengan analisa yang diberikan oleh Teddy Rusdy di waktu sesi tanya jawab cerama pembekalan yang dibawakan oleh L.B. Moerdani dengan tema Peristiwa Malari.

Teddy Rusdy sebagai bawahan dari L.B. Moerdani tak merasa adanya kekasn kaku dan tak banyak bicara, karena seperti yang diketahui mereka sering sekali bermain golf bersama dan bertukar pikiran mengenai rencana dan pelaksanaan pembangunan ABRI untuk masa depan.

Semua pengalaman yang didapat oleh dirinya selama ini, bagi Teddy Rusdy adalah suatu pengalaman yang sangat berharga dan berguna di kemudian hari. Teddy Rusdy meninggal dengan tenang pada Kamis, 31 Mei 2018.

 

PENDIDIKAN MILITER:

Air Force Flying Collage (India): Lulus Tahun 1961

Sedaspa Angkatan ke-19: Lulus Tahun 1968

Standarisasi Pama Angkatan ke-2: Lulus Tahun 1968

Sekkau Angkatan ke-11: Lulus Tahun 1971

Sesko ABRI Bagian Laut Angkjatan ke-1: Lulus Tahun 1975

Sesregkt Seskogab Angkatan ke-1: Lulus Tahun 1978

 

 JABATAN DI TNI AU DAN PENGALAMAN:

25 Juni 1960: Diterima sebagai Siswa Sekolah di Pa Nav.

28 Juli 1960: Dikirim ke India mengikuti Sekolah Nav.

1 Januari 1961 Dinas Operasi Trikora di Maluku

1 Januari 1962 Ditempatkan pada Skad 5 Nav Abd. Saleh

1 Januari 1963 Diangkat sebagai Pav Skad 42 Wops 003 Iwy, Dinas Operasi Dwikora di Malaysia, Kalimantan, dan Sumatera Utara.

1 Januari 1969 Diangkat sebagai Pa. Ops. Lanud Iwy

23 Desember 1969 Diangkat sebagai Dan Lanud Rembiga

1 Januari 1970 Dan Lanud Rembiga dan Dan Denma Makodau IV Ampenan, NTB

1 Januari 1972 Ketua DPD Golkar Lombok Barat

22 Februari 1973 Pakorda Kab. Lombok Barat dan Sekretaris DPD Golkar Provinsi NTB

1 Januari 1974 Karo Jajaran Paban – VI/Milhan Sintel Hankam

30 Mei 1979 Dosen/Patun Seskogab, Bandung

1 April 1980 Paban VIII Staf Intel Hankam

1 Desember 1983 Direktur “E”/Renlitbang Bais

1 Juni 1986 Asrenum Pangab

6 Oktober 1987 Asrenum Pangab dan Anggota MPR RI 1987-1992

17 Februari 1992 Melepaskan Jabatan Organik/Fungsional Hankam/ABRI/Golongan Karya ABRI.

 

KENAIKAN PANGKAT:

1 Januari 1962 Letnan Muda Udara I

1 Juli 1962 Letnan Udara II

1 Januari 1964 Letnan Udara I

1 Januari 1966 Kapten Udara

1 Januari 1970 Mayor Udara

1 April 1975 Letnan Kolonel Udara

1 April 1980 Kolonel

1 Desember 1983 Marsekal Pertama TNI

1 Juni 1986 Marsekal Muda TNI

TANDA JASA DAN KEHORMATAN:

Bintang Shakti

Bintang Dharma

Bintang Yudha Dharma

Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama

Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya

Sstyalencana Kesetiaan VIII

Satyalencana Kesetiaan XVI

Satyalencana Kesetiaan XXIV

Satyalencana Satya Dharma

Satyalencana Wira Dharma

Satyalencana Dwidya Sistha

Satyalencana Penegak

Meritorius Services Medal (Military) Republic of Singapore

Meritorius Services Medal (Military) Republic of Korea

 

Sumber: Indonesiana.id

Sebuah Program ABRI Masuk Desa Siap Membangun Wilayah Kecil

Google.com

Membangun suatu “dummy” merupakan salah satu sasaran udara di darat yang biasanya terdiri dari objek vital dan pertahanannya. Komandan Pasukan Pertahanan Singapura (Chief of Defense Forces) untuk sementara ini memikul sebagian anggaran, yang paling penting adalah peralatan peralatan yang sarat teknologi untuk mendukung operasi latihan senjata disana.

Air Weapon Range (AWR) adalah nama untuk fasilitas latihan udara SIABU yang digunakan bersama secara berkala dan bergantian antara Angkatan Udara RI dan Angkatan Udara Singapura. Operasi territorial ABRI ini masuk kedalam program ABRI Masuk Desa untuk disegarakan membangun wilayah kecil.

Tidak hanya itu, Teddy Rusdy juga mengatakan kalau pemerintah Singapura juga pernah ikut menyumbang satu kolam renang besar dengan ukuran olimpiade bagi Pemerintah Daerah Riau supaya dapat melatih dan bertanding atlet renang Provinsi Riau.

Jendral L.B. Moerdani selaku Panglima ABRI siap menjalin kerjasama militer dengan sesama Negara ASEAN. Yang dipertimbangkan dari hal tersebut adalah selain sangat memperhitungkan teknis operasional juga dampak psikologis.

Selain sebagai contoh, untuk latihan pasukan darat pun sungguh diperhitungkan kesan psikologisnya akan ada pasukan asing di wilayah RI. Karena latihan pasukan darat secara bilateral dilakukan dengan Tentara Darat Kerajaan Malaysia di kawasan Lampung, Sumatera.

Tak Disangka, Periwira Tinggi TNI-AU Banyak Yang Ditahan Karena Alasan Terlibat PKI

Google.com

Pimpinan TNI-AU Marsekal Omar Dhani  tak hanya terlibat oleh Kopkamtib, beliau juga termasuk salah satu pendukung G30S PKI. Kenapa begitu? Beliau dinilai mendukung PKI karena lokasi PKI serta Gerwani yang membunuh para Pahlawan Revolasi yang juga berada di wilayah Halim Perdanakusuma.

Menurut Teddy Rusdy, cara untuk membasmi anasir PKI sampai ke akar-akarnya yang menjadi semangat di masa Orde Baru yang telah membuat sedikit saja informasi yang salah dan masuk maka seseorang dianggap sebagai PKI atau bisa jadi dicap sebagai simpatisan juga keluarga PKI.

Hal mengerikan tersbut ternyata dapat menyebabkan mereka diperiksa dan juga dinyatakan sebagai korban dengan alasan terlibat langsung ataupun tidak langsung. Karena banyaknya Perwira Tinggi TNI-AU yang jabatannya dicopot serta ditahan karena alasan terlibat PKI.

Namun hal itu belum terjadi kepada perwira menengah dan bawah TNI-AU yang diperiksa, disidang, dan juga divonis terlibat dan dijatuhkan hukuman oleh Pengadilan Mahkamah Militer Luar Biasa. Bahkan masih ada dari mereka yang dipenjarakan tanpa melalui siding dan diadili untuk periode lebih dari lima tahun.

Pimpinan TNI-AU diperintahkan oleh Panglima Kopkamtib untuk memberhentikan mereka secara tidak hormat dan mencabut semua hak-haknya tanpa putusan pengadilan. Hal tersebut menimpa beberapa Perwira Menengah Penerbangan dari Angkatan 1960 yang pada masa itu masih aktif dalam menerbangkan pesawat transport Dakota C-47 dan Hercules C-130 B.

Karena Perintah L.B. Moerdani, Teddy Rusdy Mulai Memperlajari Berbagai Senjata Sejak Tahun 1978

Google.com

Karena Indonesia sehubungan dengan kerja sama anti terror yang berada di dua pertiga wilayahnya. Hal ini juga diadakan kerja sama dengan pasukan Special Air Services (SAS) dan Special Boat Services (SBS) Kerajaan Inggris.

Dua Kopassus Mayor Inf. Luhut Panjaitan dan Kapten Inf. Prabowo Subianto langsung mengadakan seleksi untuk mendapatkan 150 orang Perwira, Bintara, dan Tamtama Kopassus setelah kembali dari pelatihan GSG-9.

Untuk menyempurnakan pasukan antiteror yang melibatkan Teddy Rusdy, L.B. Moerdani memerintahkan Teddy Rusdy untuk mempelajari berbagai jenis senjata. Karena perintah yang dilayangkan Jenderal L.B. Moerdani tersebut, akhirnya Teddy Rusdy mulai mempelajari berbagai senjata sejak tahun 1978.

Menyusul dengan pembentukan DEN 81 Gultor Kopassus, TNI AD, dibentuk juga Kesatuan Detasemen Jalamangkara, organik Korps Marinir TNI AL, guna operasi penanggulangan teror kapal laut dan offshore drilling platformsdi wilayah Indonesia.

Kesatuan Detasemen BRAVO dibentuk oleh TNI AU sebagai pasukan organic dari Komando Pasukan Khas (Kopassas) TNI AU untuk mempersiapkan medan operasi wilayah udara nasional.

Kamis, 18 Februari 2021

Usai Selesai Menempuh Pendidikan, Teddy Rusdy Ditunjuk Oleh L.B. Moerdani Sebagai Staf Intelijen di Mabes ABRI

 

Google.com

Setelah Teddy Rusdy menyelesaikan pendidikannya melalui KSAU Marsekal Saleh Basarah, Teddy Rusdy ditunjuk oleh L.B. Moerdani untuk menjadi seorang Staf Intelijen di Markas Besar (Mabes) ABRI setelah L.B. Moerdani terkesan dengan analisa Teddy Rusdy.

Tak hanya itu saja, Teddy Rusdy juga bergabung sebagai Staf Intelijen namun ada juga Letnan Kolonel Angkatan Darat Sudibyo Nugroho, Letnan Kolonel Angkatan Laut Sudibyo Rahardjo, dan M. Arifin. Mereka berlima akan digabungkan dan akan menjadi tim lingkar dalam Jendral L.B. Moerdani sampai beliau menjadi panglima ABRI dan Menteri Pertahanan Keamanan Republik Indonesia.

Hubungan Teddy dan L.B. Moerdani pun semakin intens setelah pertemuan di Mabes ABRI pada Februari 1975. Selain mempunyai hubungan antara atasan dan anak buah, keduanya pun kerap sekali kedapatan sedang main golf bersama, dan berdiskusi di bidang rencana serta pelaksanaan pembangunan ABRI masa depan selama lebih dari dua puluh lima tahun. Hal tersebut tentunya merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi Teddy.

 

Sumber :indonesiana.id

L.B. Moerdani Terkesan Dengan Analisa Teddy Rusdy Melalui Sesi Tanya Jawab Yang Dibukanya

 

Google.com

Begini ternyata L.B. Moerdani mengenal Teddy Rusdy, para pimpinan Markas Besar (Mabes) ABRI dan TNI AL memberikan sebuah ceramah pembekalan untuk para anggota di Sesko ABRI yang juga diikuti oleh Mayor Udara Teddy Rusdy.

Seorang Jenderal L.B. Moerdani pun membuka sesi tanya jawab, pada saat itulah Teddy Rusdy berani untuk membuka suara dan mengeluarkan analisanya mengenai “Peristiwa Malari”. Yang ada dipikiran Teddy adalah dalam peristiwa Malari tersebut ada sesuatu yang dirahasiakan.

Selain sebagai perbedaan sikap, secara pandangan dan persepsi pun dua pembantu dekat Presiden Soeharto, yaitu Jendral TNI Sumitro yang pada masa itu menjabat sebagai Kepala Staf Kopkamtib dengan letnan Jendral TNI Ali Murtopo selaku Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto.

Kala itu L.B. Moerdani terkesan dengan analisa Teddy Rusdy. Setelah masa pendidikan selesai, melalui KSAU Marsekal Saleh Basarah, Teddy diminta untuk menemui L.B. Moerdani. Pada intinya L.B. Moerdani meminta agar Teddy Rusdy membantu L.B. Moerdani sebagai staf Intelijen di Markas Besar ABRI.


Sumber :indonesiana.id

Tak Hanya Mempelajari Berbagai Jenis Senjata, Teddy Rusdy Juga Pelajari Peralatan Penyadapan Komunikasi

 

Google.com

Teddy diperintahkan oleh Jenderal L.B. Moerdani sejak tahun 1978 untuk memperlajari berbagai jenis senjata agar dapat menyempurnakan pasukan antiteror. Tak hanya itu, Teddy Rusdy juga mempelajari berbagai macam peralatan penyadapan komunikasi dan juga peralatan pendukung lainnya.

Melalui seleksi yang dilakukan pada tahun 1981 dengan semua persiapan sudah semakin matang ini proses seleksi pun sangatlah ketat. Hasil dari seleksi tersebut terpilihlah dua anggota Kopassus yang dinilai sudah cocok untuk dilatih di GSG-9, yakni Mayor Inf. Luhut Panjaitan dan Kapten Inf. Prabowo Subianto.

GSG-9 ini sendiri adalah Satuan Anti Teror, awal pembentukannya bermula dari serangan Black September yang mana pada serangan itu 11 atlet Israel dan seorang polisi saat Olimpiade Munchen 1972 tewas.

Pada tanggal 17 April 1973, Pemerintah Jerman Barat membentuk pasukan khusus antiteror GSG-9 (Grenz Schutz Gruppe 9) atau "Pasukan Kawal Perbatasan 9" yang dipimpin langsung oleh Oberstleutnant Ulrich Wegeneer.

Saat pelatihan bulan kedua Inf. Prabowo Subianto mengalami kecelakaan, namun dari kecelakaan itu beliau tetap bisa melanjutkan pendidikan dan latihan, terutama di bidang teori karena penguasaan bahasa Jerman yang baik.

L.B. Moerdani Tunjuk Teddy Rusdy Sebagai Orang Yang Harus Menyiapkan Pasukan Khusus

Google.com

Pada dasarnya Marsekal Teddy Rusdy memiliki latar belakang sebagai intelijen dan berhubungan langsung dengan udara sebagai medan dan medianya, soerang Jenderal L.B Moerdani sengaja memilih Teddy Rusdy sebagai orang yang harus menyiapkan pasukan khusus antiteror secara utuh dan menyeluruh, mulai dari organisasi, tugas, pelatihan, pendidikan, peralatan, perlengkapan khusus, dan markasnya terkait dengan adanya pergerakan teroris internasional.

Kenapa L. B. Moerdani menunjuk Teddy Rusdy untuk menjadi seseorang yang menyiapkan perlengkapan itu semua, karena L.B. Moerdani memiliki tanggung jawab penuh sebagai Staf Intelijen di bidang Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan.

L.B. Moerdani selaku seorang Staf Intelijen memberikan arahan kepada personelnya bahwa kesatuan tersebut setingkat Detasemen yang juga dipimpin oleh seorang Mayor/Letnan Kolonel dengan anggota yang terdiri 150 orang hasil dari seleksi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Untuk markasnya sendiri masih dalam lingkungan militer di kawasan Cijantung dalam markas Kopassus. hal yang diarahkan oleh L.B. Moerdani ini adalah bagian dari organik dari pasukan Kopassus dengan tugas perintah operasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.

Tujuan utama dari ini semua adalah mecegah terjadinya teror kepada tokoh penting Pemerintahaan dan pengamanan objek-objek vital, termasuk pembajakan pesawat. Melalui kerja sama Intelijen secara tertutup dibangunlah suatu kerja sama antar intelijen tentang gerakan dan sasaran para teroris.

Dah kerja sama antar intelijen secara tertutup tersebut membuahkan hasil yang sangat baik, karena dapat dicegahnya pembajakan pesawat Garuda Indonesia Airways (GIA) dan juga gerakan teror Timur Tengah di Indonesia. 

Saat Teddy Rusdy Bergabung Sebagai Intelijen, Pembajakan Pesawat Malah Kembali Terulang

 

Google.com

Untuk kalian yang penasaran apa yang pernah terjadi pada 1 November 1958? Jadi mulai dari tanggal 1958 kita bisa mencari tahu akar sejarah dari terorisme dan pada saat itu gerakan terorisme yang telah dilakukan adalah pembajakan pesawat tebang.

Menyakut hal tersebut, pembajakan pesawat terbang untuk pertama kalinya dilakukan oleh sekelompok militant Kuba pendukung Fidel dan Raul Castro yang juga membajak pesawat terbang dari Varadero, Kuba menuju Miami, Amerika Serikat.

Seperti yang dikabarkan, seluruh penumpang dan awak pesawat tewas pada saat pembajakan pesawat terbang tersebut. Karena pesawat kehabisan bahan bakar dan akhirnya terpaksa harus segera mendarat darurat di kawasan pabrik gula Prestons.

Pada saat gerakan terorisme ini mulai marak, bertepatan sekali dengan bergabungnya Teddy Rusdy sebagai Intelijen.

Kemudian pembajakan pesawat kembali terulang di tahun 1968, saat itu pembajakan pesawat dilakukan oleh tiga anggota Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) yang membajak pesawat penumpang Israel EL AL ke Rima, Italia, yang kemudian terbang ke Aljazair.

Tidak hanya itu saja, di tahun 1970 dan 1976 juga terjadi pembajakan pesawat terbang. Sekiranya dari tahun 1958 sampai 1979 terjadi belasan kali aksi terorisme yang membajak pesawat terbang. Hal tersebut pun menjadi ancaman nyata yang mengerikan dan perlu dipersiapkan pasukan khusus karena udara serta pesawat terbang yang menjadi objeknya.

Berlatar belakang itu semua yang membuat Jenderal L.B. Moerdani meminta Teddy Rusdy untuk menyiapkan pasukan khusus antiteror secara sempurna dan menyeluruh, mulai dari organisasi, tugas, pelatihan, pendidikan, peralatan, dan perlengkapan khusus, serta markasnya pun.

Terorisme Internasionel Menjadi Ancaman Saat Marsekal Teddy Rusdy Bergabung Dengan Komunitas Intelijen

Google.com

Terorisme internasional sedang menjadi ancaman yang sangat diperhitungkan saat Marsekal Teddy Rusdy telah bergabung dengan komunitas intelijen, terorisme internasional tengah menjadi ancaman yang sangat diperhitungkan.

Perihal teror dan terorisme dalam sejarah dunia identik dengan suatu gerakan pihak oposisi atau lawan pemerintah. Karena itu juga secara politis gerakan teror ini juga dianut oleh gerakan nasional dalam mencapai kemerdekaan.

Baik gerakan separatisme, seperti Irish Republican Army (IRA), Palestine Liberation Organization (PLO) atau gerakan pembebasan Palestina. Karena adanya itu semua menimbulkan kesusahan untuk meraih kesepakatan dunia internasional dan PBB untuk mampu mengatasi terorisme secara bersamaan.

Terorisme sendiri juga bisa dikatakan sebagai senjata perlawanan dan alat penghancur massal yang murah dari kelompok lemah. Dapat dikatakan  oleh sekelompok ahli politik internasional bahwa teror dilakukan oleh pihak penguasa, seperti Geheime Staatspolizei (GESTAPO), Polisi Rahasia NAZI Jerman semasa Hitler, atau Sazeman-e Ettela'at va Amniyat-e Keshvar (SAVAK), Polisi Rahasia Pemerintah Kerajaan Iran semasa Shah Reza Phalevi.

Pergerakan terorisme internasional bisa menjadi ancaman yang sangat menakutkan pada awal tahun 1970an, saat itu citra terorisme yang menguat adalah alat pembunuh massal kepada rakyat yang tidak bersalah dan sebagai alat pembalasan dendam serta menyebabkan rasa takut karena memaksakan kehendak.

Setidaknya pada 1 November tahun 1958 sudah mulai bisa ditelusuri akar sejarah teroris, saat itu terjadi untuk pertama kalinya sebuah pesawat terbang dilakukan pembajakan. Hal tersebut dilakukan oleh kelompok militan Kuba pendukung Fidel dan Raul Castro yang menemukan cara baru untuk melakukan pergerakan terorisme dengan cara pembajakan pesawat.

Rabu, 17 Februari 2021

Miliki Kisah Yang Unik, Ini Dia Perkenalan Teddy Rusdy Dengan Jenderal L.B. Moerdani

Google.com

Dalam kisah yang diceritakan oleh Kemala Atmojo tentang perkenalan Teddy Rusdy dengan Jenderal L.B. Moerdani memang dibilang unik, karena berawal dari sesi tanya jawab yang dibuka oleh L.B. Moerdani pada saat dirinya memberikan ceramah pembekalan di Sesko ABRI pada tahun 1974 mengenai Peristiwa Malari atau Malapetaka Lima Belas Januari dirinya jadi mengenal lebih dalam sosok L.B. Moerdani.

Karena pada saat sesi tanya jawab yang dibuka oleh L.B. Moerdani tersebut Teddy Rusdy melayangkan analisanya terkait tema dari ceramah pembekalan yang dibawakan oleh L.B. Moerdani. dan dengan analisa yang dimiliki Teddy Rusdy itu membuat L.B. Moerdani terkesan.

Setelah lulus dari Sesko ABRI Teddy Rusdy pun diminta untuk membantu L.B. Moerdani sebagai Staf Intelijen di Markas Besar ABRI. Pada saat yang berdekatan, bergabung juga Letnan Kolonel Angkatan Darat Sudibyo, Nugroho, Letnan Kolonel Angatakan Laut Sudibyo Rahardjo, dan M. Arifin.

Mereka berlima pun menjadi tim lingkar dalam Jenderal L.B. Moerdani sampai dirinya menjadi Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan Keamanan Republik Indonesia. Sejak tahun 1975 itulah hubungan antara Teddy Rusdy dan L.B. Moerdani menjadi lebih akrab.

Tidak hanya hubungan sebagai atasan dan bawahan saja, mereka juga diketahui sering bermain golf bersama dan berdiskusi di bidang rencana serta pelaksanaan pembangunan ABRI masa depan.

 

Sumber: Indonesiana.id

Yuk Ikut Kemala Atmojo Bercerita Tentang Teddy Rusdy dan Jenderal L.B. Moerdani

 

Google.com

Untuk kalian yang tidak mengetahui kisah Teddy Rusdy? Kemala Atmojo siap bercerita bagaimana Teddy Rusdy bisa sampai mengenal Jenderal L.B. Moerdani secara fisik. Diceritakan oleh Kemala Atmojo, perkenalan secara fisik antara Teddy Rusdy dengan L.B. Moerdani itu merubah perjalanan hidup seorang Teddy Rusdy.

Bermula dari ceramah pembekalan yang diikuti oleh Teddy Rusdy menjelang akhir pendidikan Sesko ABRI yang dijalani oleh Mayor Udara Teddy Rusdy, para pemimpin Markas Besar (Mabes) ABRI dan TNI AL pun memberikan ceramah pembekalannya.

Salah satu yang memberikan ceramah pembekalan pada saat itu ialah Mayor Jenderal TNI Leonardus Benjamin Moerdani atau yang lebih akrab di sapa Jenderal L.B. Moerdani sebagai pejabat Asisten Intelijen Hankam/Komkamtib.

Pada saat itu L.B. Moerdani memberikan ceramah pembekalan untuk penimba ilmu di Sesko ABRI di tahun 1974 dengan tema "Peristiwa Malari" atau Malapetaka Lima Belas Januari. Kebetulan sekali pembahasan yang disampaikan oleh L.B. Moerdani itu kisahnya diikuti oleh Teddy Rusdy selama dirinya bertugas di Nusa Tenggara Barat (NTB)  dan saat dirinya menjadi Ketua Golkar Lombok Barat.

Saat selesai memberikan ceramah pembekalan L.B. Moerdani pun membuka sesi pertanyaan yang nantinya akan dijawab langsung oleh dirinya, dan saat sesi tanya jawab dibuka seorang Teddy Rusdy mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan analisanya tentang pembahasan yang diberikan oleh Jenderal L.B. Moerdani tersebut.

Menurut seorang Teddy Rusdy "Peristiwa Malari" memiliki unsur-unsur terselubung dalam tanda kutip, selain sebagai akibat perbedaan sikap, oandangan, dan persepsi dua pembantu dekat Presiden Soeharto, yakni Jenderal TNI Sumitro yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Kopkamtib dengan Letnan Jenderal TNI Ali Murtopo selaku Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto.

Dan dengan analisa Teddy Rusdy yang dilayangkan pada sesi tanya jawab tersebut membuat kesan tersendiri untuk seorang Jenderal L.B. Moerdani. Setelah masa pendidikan selesai, L.B. Moerdani meminta Teddy Rusdy untuk menemuinya melalui KSAU Marsekal Saleh Basarah.

Pada saat Teddy Rusdy menemui L.B. Moerdani, Teddy Rusdy diminta untuk bisa membantu L.B. Moerdani sebagai Staf Intelijen di Markas Besar ABRI. Dan sejak pertemuan di Mabes ABRI pada Februari 1974 itu hubungan Teddy Rusdy dengan L.B. Moerdani semakin dalam.

 

Sumber:Indonesiana.id

Kebanggan dan Kekaguman Teddy Rusdy Melihat Kepribadian Jenderal L.B. Moerdani

Google.com

Karena memiliki sejumlah deposito di Bank Sumitomo Singapura, atas nama H. Ahmad Thahir yang diketahui memiliki jumlah uang DM 55.732.393 dan US 1.240.547 di Bank Sumitomo, Singapura. Akibatnya hal itu menjadi persengketaan antara (istri muda) dan pemiliki "Joint Account" dan H. Ahmad Thahir dengan keluarganya dari istri pertama yang diwakili oleh Ibrahim Thahir.

Saat kasus tersebut berjalan, L.B. Moerdani mengetahui Kartika sedang berada di Switzerland lalu menemaninya bersama dengan Harry Tjan, Albert Hasibuan, dan pengacara dari Singapura, Siva Selvaduari.

Pada saat menemui Kartika Pak Benny memperkenalkan diri dan anggota timnya dan menjelaskan bahwa dana yang disengketakan di Bank Sumitomo adalah milik Pemerintah Indonesia dan harus dikemablikan.

Setelah Pak Benny menjelaskan asal usul dana tersebut dirinya menyarankan Kartika untuk mengembalikan dana tersebut kepada Pemerintah Indonesia. Menanggapi Pak Benny, Kartika menjelaskan bahwa disudah melapor kepada Duta Besar Hertasning dan Menteri Luar Negeri Adam Malik, yang tidak keberatan jika dirinya menarik dan mencairkan dana tersebut yang berasal dari suaminya.

Saat Pak Benny berada di persidangan dan berada di kotak saksi luar negeri untuk kasus persengketaan tersebut, Hati Teddy Rusdy bergolak dan berkecamuk melihat Jenderal yang sangat dihormati dan disegani oleh dirinya berada di dalam dan di luar negeri.

Hal tersubut membuat rasa bangga dan kagum Teddy Rusdy dengan pribadi yang dimiliki oleh Jenderal L.B. Moerdani atau Pak Benny  yang bersedia mempertaruhkan segalanya muncul. Dirinya berpikir secara cepat melihat Pak Benny yang berdiri di dalam kotak saksi berdiri sebagai seorang tentara dan pejuang yang ketika remaja mempertahankan jiwanya.

Pemerintah Indonesia Sempat Mendapat Laporan Dari Duta Besar Indonesia di Singapura, Kenapa?

Google.com

Jaman sekarang memang sudah tidak seperti jaman dulu, jaman ini sangat sedikit perwira yang memiliki kriteria seperti tapa praja yang memiliki sifat pengendalian diri di antara banyaknya godaan di tengah-tengah khalayak ramai dan bukan di tempat yang sepi. karena sifat tapa praja ini utamanya harus dimiliki oleh abdi negara.

Namun meski sudah sangat sedikit bukan berarti sudah tidak ada perwira yang memiliki sifat tapa praja tersebut. Jenderal L.B. Moerdani adalah salah satu dari sedikit perwira yang memiliki sifat tapa praja, hal tersebut didapat dari penuturan yang sudah pernah dituturkan oleh Teddy Rusdy.

Bukti bahwa Jenderal L.B. Moerdani yang memiliki sifat tanpa praja bisa dibuktikan dengan pada saat itu di awal tahun 1977 Pemerintah Indonesia mendapatkan laporan dari Duta Besar Indonesia di Singapura, Hertasning, dan Menteri Luar Negeri Adam Malik terkait dengan adanya sejumlah deposito di Bank Sumitomo Singapura atas nama H. Ahmad Thahir.

Dengan itu Presiden Soeharto memerintahkan Mayjen L.B. Moerdani, Asisten Intelijen HANKAM untuk menarik uang deposito hasil korupsi tersebut dari Bank Sumitomo, Singapura, dan diserahkan kepada pemerintah Indonesia.

Almarhum H. Ahmad Thahir sendiri adalah asisten khusus presiden direktur Pertamina, yang banyak terlibat dalam negosiasi pembangunan pabrik Krakatau Steel di Cilegon, Banten. Dirinya diduga terlibat menerima komisi dari kontraktor pembangunan Krakatau Steel, yakni perusahaan-perusahaan Jerman Siemens dan Klockner.

Untuk mengusut kasus tersebut sampai tuntas Tim Kepres No. 9 tahun 1977 membentuk tim kerja yang terdiri dari Letnan Kolonel Teddy Rusdy, Suhadibroto, Dicky Tunner, dan Albert Hasibuan, S.H.

Sebagai seorang Intelijen, Teddy Rusdy sudah mengadakan estimasi dan perhitungan-perhitungan, menyadari kedudukan dan sikap pemerintah Singapura yang akan menempatkan negaranya sebagai negara yang "aman" untuk menaruh uang dan sebagai negara yang menjadi pusat kegiatan lalu lintas keuangan di Asia Tenggara.

Untuk bisa memenangkan kasus tersebut pastinya pemerintah Indonesia dan posisi Pertamina akan menghadapi banyak tantangan untuk bisa membawa deposito hasil korupsi ke Jakarta.

Sebagaimana kita ketahui kalau uang yang tersimpan sebagai 'Joint Account' atas nama H. Ahmad Thahit dan Kartika sejumlah DM 55.732.393 dan US 1.240.547 di Bank Sumitomo, Singapura. hal ini pun menjadi kasus persengketaan antara Kartika (istri muda) dan 'Joint Account' dan keluarga istri pertama H. Ahmad Thahir yang diwakili oleh Ibrahim Thahir.

Dari Hobby Analisisnya, Bisa Membuka Jalan Teddy Rusdy Untuk Menjadi Staf Intelijen ABRI

Google.com

Dari hobbynya yang suka menganalisis dan menilai suatu peristiwa, Teddy Rusdy memiliki kesempatan bertanya pada saat L.B. Moerdani memberikan ceramah pembekalan dengan judul "Peristiwa Malari 1974". Saat itu Teddy Rusdy menanyakan beberapa faktor yang tidak dibawakan oleh L.B. Moerdani pada saat pemberian ceramah pembekalan.

Sebagai Perwira Siswa TNI-AU di Lembaga Pendidikan TNI-AU, hal itu tentu saja membuat Teddy Rusdy mudah dikenali karena seragam yang dikenakannya. Mendengar pertanyaan yang dilayangkan oleh Teddy Rusdy, sontak membuat L.B.Moerdani memandangi Teddy Rusdy dengan tatapan yang tajam.

Menanggapi pertanyaan yang sudah dilontarkannya, L.B. Moerdani pun mengatakan bahwa analisis yang sudah disampaikan oleh Teddy Rusdy memang sudah tepat sekali. Sambil menyatakan terima kasih, ia berjanji akan memerintahkan stafnya untuk memperbaiki materi ceramah dengan menerima masukan dari Teddy Rusdy.

Mendapati tanggapan dari pertanyaannya, Teddy Rusdy pun merasa puas karena ternyata analisis sosial politik yang dibuat oleh dirinya mengasilkan suatu analisi yang tepat. Setelah selesai pendidikannya di Seskoabri Bagian Laut I, Teddy Rusdy diminta untuk membantu L.B. Moerdani di Staf Intelijen Markas Besar ABRI.

Ternyata setelah pendapat yang dilontarkan oleh dirinya pasa saat ceramah pembekalan, Teddy Rusdy dinilai memberikan kesan kuat dan dirinya dinilai akan sesuai di bidang intelijen. Permintaan L.B. Moerdani itu pun tidak ada berani yang menolak.

Tak hanya memberikan ceramah pembekalan, faktanya L.B. Moerdani juga sedang mencari bibit-bibit Perwira berbagai Angakatan untuk direkrut menjadi Perwira Intelijen.

Selasa, 16 Februari 2021

Ini Dia Kecintaan Teddy Rusdy Terhadap Beberapa Tokoh Sejarah Indonesia dan Dunia

 

Google.com

Teddy Rusdy adalah anak dari pasangan suami dan istri bernama Hayuni Mathamin dan Nyi Mas Rodiah yang lahir di Jakarta pada 11 Mei 1939. Sejak masih menduduki bangku Sekolah Dasar Jaga Monyet Petojo, Teddy Rusdy memang suka pergi ke perpustakaan yang berada di Jl. Hayam Wuruk.

Tak hanya itu, Teddy Rusdy juga diketahui, menyukai dan menganggumi kisah-kisah petualangan dan tokoh-tokoh, seperti Tom Sawyer, Huckbery Finn, dan Robinson Crosoe.

Salah satu tokoh yang dikagumi oleh Teddy Rusdy yang bernama Tom Sawyer ini adalah karakter protagonis dalam novel fiksi karya dari Mark Twain, The Adventuras of Tom Sawyer tahun 1876.

Saat dirinya Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau saat sudah beranjak remaja tokoh yang dikaguminya bernama Robinson Crosoe adalah seorang pelaut yang kisahnya dirinya baca di novel berjudul  The Life and Strange Surprising Adventures of Robinson Crusoe karya dari Danuel Defoe.

Setelah masuk di Sekolah Menengah Atas (SMA)  di Jakarta, Teddy Rusdy baru awal dirinya menyukai buku-buku biografi tokoh-tokoh sejarah Indonesia dan dunia, seperti Bung Karno, Bung Tomo, Napoleaon Bonaprte, Mustafa Kemal Asttaruk, Douglas Mc Arthur, dan yang lainnya.

Dan dari semua dunia petualangan, ilmiah, dan imainasi, Teddy Rusdy mulai menyukai kekuatan pikiran dan kemampuan memimpin. Misalnya saja pada tokoh Napoleon, Teddy Rusdy menemukan sosok seorang ahli strategi perang, negarawan, dan inspirator perubahan hukum, serta ketatanegaraan di Eropa sejak abad 18.

Kemudian dari sosok tokoh bernama Mustafa Kemal Asttaturk, Teddy Rusdy juga menemukan sosok prajurit-negawarawan, salah satunya seperti Soekarno. Setelah Teddy Rusdy menyelesaikan dan lulus di jenjang SMA di Jakarta, dirinya memutuskan untuk segera melanjutkan ke pendidikan yang lebih serius di dunia permiliteran dan terus berkarir di militer sampir akhir khayatnya.

 

Sumber:Indonesiana.id

Mari Mengenal Sosok Marsekal TNI Teddy Rusdy Melalui Pandangan Kemala Atmojo

 

Google.com

Melalui pandangan seorang Kemala Atmojo, sosok almarhum Teddy Rusdy adalah tokoh militer yang memiliki pengalaman panjang di dunia kemiliteran.  Kemala Atmojo kenang sosok Teddy Rusdy sebagai sosok yang memiliki daya ingat yang kuat dan juga memiliki wawasan yang sangat luas. Bisa memiliki kesempatan mengenal Teddy Rusdy adalah suatu rasa syukur dan terkesima bagi Kemala Atmojo.

Apalagi jika berkesempatan mendengar beragam cerita yang keluar dari mulut mendiang Teddy Rusdy, dalam sebuah cerita yang diceritakan oleh dirinya selalu ada hal yang baru atau unik yang belum pernah Kemala Atmojo dengar sebelumnya. Misalnya saja, bagaimana sebenarnya kisah di balik pembebasan sandera dalam drama pembajakan pesawat Garuda nomor penerbangan 206 (yang kemudian dikenal sebagai Woyla) di tahun 1981, dan yang lainnya.

Dikatakan oleh Kemala Atmojo bahwa dirinya dan Teddy Rusdy sering bertemu di kediaman Teddy Rusdy di Pondok Indah di berbagai acara maupun kesempatan. Tidak hanya bertemu di kediaman almarhum saja, dirinya juga beberapa kali bertemu di lapangan golf Pondok Indah.

Kemala Atmojo mengaku jika bukan karena Teddy Rusdy, dirinya tidak akan memiliki kesempatan berkenalan dengan mantan orang-orang penting di Indonesia. Sebut saja misalnya mantan orang penting yang saya kenal dari Teddy Rusdy, mantan KSAU Saleh Basarah.

Saat berkenalan dengan Saleh Basarah, dirinya bercerita tentang bagaimana bisa Saleh Basarah menjadi Duta Besar RI untuk Inggris dan apa saja yang dikerjakan sebagai Duta Besar RI untuk Inggris di sana.

Tidak hanya Saleh Basarah yang berhasil dikenal oleh Kemala Atmojo, dirinya juga berkenalan dengan mantan orang penting, seperti mantan anggota Mossad (badan intelijen Israel) bernama Henry, yang diketahui pernah bertugas di Jakarta.

Berkat Teddy Rusdy, Kemala Atmojo juga berhasil berkenalan dengan mantan direktur Mossad (DOV) saat beliau berkujung ke Jakarta. Kemala Atmojo banyak mendapat banyak cerita dari kedua Mossad tersebut yang mungkin tidak bisa ditemukan di artikel maupun dalam literatur resmi.

 

Sumber:Indonesiana.id

Penasaran Seperti Apa Gabungan Pertama Timor Timur? Ini Dia Cerita Dari Teddy Rusdy

Google.com

Setelah “persetujuan’ Negara-negara ASEAN, Amerika Serikat dan Australia pada pagi hari 7 Desember 1975, operasi Intelijen Timor Timur telah berubah menjadi operasi militer gabungan konvensional.

Teddy Rusdy menceritakan tentang penggalangan terakhir untuk mencegah Timor Timur mendapat pengakuan dari Negara lain karena dengan memanfaatkan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat ke Indonesia, pada 5 Desember 1975 untuk meraih dukungan dari Amerika Serikat.

Ini merupakan operasi gabungan pertama yang terbesar setelah operasi pendaratan amphibi dan penerjunan udara penumpasan PRRI di padang PERMESTA di Manado dengan nama sandi “Operasi SEROJA”.

Pada hari itu juga menteri Penerangan Republik Indonesia menyatakan “Bahwa pada Minggu 7 Desember jam 12.30 kota Dili Timor Timur telah dibebaskan oleh perlawanan rakyat yang dipelopori APODETI, KOTA, TRABALISTA dan UDT dengan bantuan dan dukungan sukarelawan Indonesia.

Operasi militer gabungan pendaratan laut dan udara yang dilakukan ABRI tanpa “keberatan” dan “gangguan” serta “campur tangan” Amerika Serikat dan Portugal sebgaai sesama anggota NATO, Pihak Australia dan Negara-negara ASEAN merupakan bukti keberhasian operasi penggalangan Intelijen ABRI dan BAKIN.

Pada malam hari 7 Desember 1975 Pemerintah Portugal “memutuskan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Indonesia”. Mereka menutup kantor Perwakilannya di Jakarta dan memanggil pulang Duta Besarnya. Pemerintah Indonesia pun sontak melakukan hal yang sama.

Untuk menjamin ketertiban pemerintahan, hukum, keamanan, dan kehidupan Timor Timur (PSTT), pada tanggal 17 Desember 1975 dibentuklah Pemerintahan Sementara Timor Timur, yang Proklamasinya ditanda tangani oleh Pimpinan Partai APODETI, Arnaldo Dos Reis Aranjo dan Pimpinan Partai UDT Fransisca Xavier Lopez da Cruz.

Tugas PSTT kemudian lebih banyak dengan Pemerintah RI. Selain menormalisasikan kehidupan rakyat Timor Timur sebagai akibat perang saudara, termasuk masalah tawanan perang warga Portugal, pengungsian, hubungan dengan Portugal, PBB dan dunia Internasional. Untuk mendukung keperluan tersebut, maka segera dibentuk Kantor Perwakilan PSTT di Jakarta.

Teddy Rusdy Siap Menempuh Berbagai Jalan Untuk Cegah Timor Timur Dapat Pengakuan Dari Dunia Internasional

Google.com

Saat Teddy Rusdy menceritakan pada saat ia masih dibidang diplomatic, Pemerintah Indonesia pun juga ikut menggalang dan membentuk opini internasional bahwa “Proklamasi sepihak Negara Timor Timur oleh FRETILIN adalah tidak sah dan mencegah munculnya pengakuan dari dunia internasional”.

 Akhirnya Pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk menempuh “opsi militer” dalam bentuk “intervensi” ABRI ke wilayah Timor Timur. Sebelum ia menerapkan hari “H” intervensi ABRI, hal yang perlu digalang dan diyakinkan sikap dunia internasional, terutama Negara-negara ASEAN, Australia dan Amerika Serikat

Briefing Intelijen diintensifikasikan ke Negara-negara tersebut dengan tema pokok “Bahwa Negara Timor Timur yang merdeka, Komunis dan tidak memiliki sumber daya alam yang memadai akan sangat rawan terhadap kedatangan Uni Soviet yang sedang giat mencari pelabuhan air panas “Port Calls” dan “logistical resupply bases” bagi armadanya, termasuk lapangan udara “BACAU” yang bisa didarati pesawat Boeing 747”.

Dari sebuah hasil penggalangan kepada Pemerintah Australia di bawah pimpinan Perdana Menteri G. Whitlam menghasilkan sikap “Bahwa Pemerintah Australia sependapat dan mendukung sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia”. Pemerintah Australia pun tidak mau melihat kemungkinan adanya “Soviet Naval Base” di depan mata mereka.

Saat Teddy Rusdy Masih Menjadi AS INTEL KOPKAMTIB, Militer Vietnam dan Philipina Siap Hadapi Kekuatan Uni Soviet di Timor Timur

 

Google.com

Pemerintah Amerika Serikat kehilangan pangkalan militernya di Da Nang, Vietnam dan Subic, Philipina  siap menghadapi kendala besar untuk mengimbangi kehadiran kekuatan militer Uni Soviet di Negara Timor Timur dan penguasa Samudera Hindia dan Samudera Pasifik di kawasan Timur, pada saat Teddy Rusdy masih ditugaskan sebagai “Sekretaris Pribadi” AS INTEL KOPKAMTIB.

Pada tanggal 28 November 1975, secara sepihak FRETILIN menyatakan kemerdekaan Timor Timur dengan memproklamirkan Negara Demokrasi Timor Timur. Kekhawatiran Komunitas Intelijen kini semakin mendekati kenyataan karena pernyataan Kemerdekaan suatu Negara akan memberikan banyak kesempatan bagi Negara-negara lainnya di dunia untuk mengakui hal tersebut.

Pengakuan dunia Internasional atas Timor Timur tersebut yang akan lebih mempersulit karena adanya campur tangan Pemerintah Indonesia, karena pengiriman pasukan bersenjata dapat diartikan sebagai suatu agresi militer ke Negara lain dan mengundang campur tangan Negara-negara lain pada masa era Perang Dingin.

Proklamasi FRETILIN atas berdirinya Negara Demokrasi Timor Timur mempersulit kedudukan Pemerintah Indonesia dan partai partai APODETI, KOTA dan TRABALISTA yang pro integrasi dengan NKRI. Maka pada tanggal 30 November 1975 hanya dua hari setelah proklamasi FRETILIN yang mendirikan Negara Demokrasi Timor Timur, di Balibo, maka partai-partai APODETI, KOTA, TRABALISTA, dan UDT memproklamirkan wilayah Timor Portugis sebagai bagian dari Republik Indonesia sekaligus tidak mengakui proklamasi sepihak oleh FRETILIN.

Selama ini di forum Internasional selalu mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia mengakui kedaulatan Pemerintah Portugal di Timor Timur dan oleh karena itu menjadi tanggung jawab Pemerintah Portugal untuk mengatasi konflik di Timor Timur. Namun, ketika Pemerintah Portugal mengakui proklamasi FRETILIN tentang kemerdekaan Negara Demokrasi Timor Timur, berarti pemerintah Portugal telah melepaskan dan kehilangan kedaulatan serta tanggung jawabnya di Timor Timur.

Disisi lain keputusan Pemerintah Portugal tersebut mengandung makna dan pengertian bahwa Pemerintah RI dapat menerima proklamasi APODETI, KOTA, TRABALISTA, dan UDT yang menyatakan penggabungan wilayah Timor Timur menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia.

Senin, 15 Februari 2021

Penasaran Siapa Sosok Berharga Dalam Kehidupan Teddy Rusdy, Ini Dia L.B. Moerdani

Google.com

Salah satu orang yang merubah kehidupan Marsekal Muda TNI (Pur) Teddy Rusdy adalah Mayor Jendral (Mayjen) TNI Leonardus Benjamin (L.B.) Moerdani sebagai pejabat Asisten Intelijen Hankam/Komkamtib.

Menjelang akhir pendidikan Teddy di Sesko ABRI yang diikuti oleh Mayor Udara Teddy Rusdy, para pimpinan Markas Besar (Mabes) ABRI dan TNI AL memberikan ceramah pembekalan. Salah satunya adalah Mayor Jendral (Mayjen) TNI L.B. Moerdani.

Dirinya memberikan ceramah pembekalan di Sesko ABRI itu pada 1974, L.B. Moerdani membahas topic tentang “Peristiwa Malari” alis (Malapetaka Lima Belas Januari), suatu peristiwa yang diikuti oleh Teddy Rusdy selama bertugas di Nusa Tenggara Barat, baik selaku Komandan Pangkalan Udara Rembiga maupun selaku Sekretaris Daerah Golkar provinsi NTB dan Ketua Golkar Lombok Barat.

Demonstrasi dan Kerusuhan tersebut terjadi pada tanggal 15 Januari 1974 di Jakarta. Saat itu juga Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka sedang mengadakan kunjungan ke Jakarta pada 14-17 Januari 1974.

Mahasiswa merencanakan demonstrasi tersebut karena menentang investasi asing dalam tata-ekonomi nasional pada hari kedatang Perdana Menteri Kakuei Tanaka di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Aksi demo tersebut gagal menerobos pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, karena pangkalan udara itu dijaga ketat oleh aparat keamanan. Namun, pada 15-16 Januari 1974 aksi protes itu berubah menjadi aksi kekerasan dan kerusuhan yang menelan korban 11 orang tewas, 300 ornag luka luka dan 775 orang ditahan.

 

 Sumber :indonesiana.id

Apasih Kegemaran Teddy Rusdy, Saat Duduk Dibangku SD Sampai SMA? Ini Dia

Google.com

Siapa sih Teddy Rusdy? Teddy Rusdy adalah seorang Marsekal Muda TNI (Pur) yang mempunyai banyak sekali pengalaman di dunia militer. Namun ia meninggal pada 31 Mei 2018 dan tepat pada akhir Februari 2021 kita akan memperingati 1000 hari wafatnya Teddy Rusdy.

Sosok yang memiliki daya ingat yang sangat kuat dan wawasan yang sangat luas membuat dirinya sangat terhormat dan memiliki banyak sekali jasa pada Negara Indonesia.

Teddy Rusdy lahir di Jakarta pada 11 Mei 1939 dari pasangan Nyi Mas Rodiah dan Hayuni Mathamin. Dirinya menempuh pendidikan Sekolah Dasar di Pandeglang dan Jakarta, serta Sekolah Menengah Pertamanya hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta.

Saat masih menjadi siswa Sekolah Dasar Jaga Monyet Petojo Teddy kerap mengunjungi perpustakaan di Jl. Hayam Wuruk. Dirinya sangat mengagumi kisah-kisah petualangan dan mengagumi tokoh-tokoh seperti Tom Sawyer, Huckbery Finn, dan Robinson Crosoe.

Tom Sawyer sendiri adalah karakter protagonist dalam novel fiksi karya Mark Twain yang berjudul The Adventures of Tom Sawyer pada tahun 1876. Tom Sawyer juga muncul pada tiga novel Mark Twain yang lainnya, yakni Adventures of Huckleberry Finn (1884), Tom Sawyer Abroad (1894) dan Tom Sawyer, Detective (1896).

Saat menduduki bangku SMA, Teddy mulai menggemari buku biografi tokoh-tokoh sejarah Indonesia dan dunia, seperti Bung Karno, Bung Tomo, Napoleon Bonaprte, Mustafa Kemal Attaturk, Douglas Mc Arthur, dll. Dari dunia petualangan, ilham, imajinasi, Teddy Rusdy pun mulai menyukai kekuatan pikiran dan kemampuan memimpin. Pada tokoh Napoleon Bonaprte misalnya, Teddy menemukan sosok seorang ahli strategi perang, negarawan, dan inspirator perubahan hukum, ketatanegaraan di Eropa sejak abad 18.

Lalu dari kisah Mustafa Kemal Asttaturk dirinya menemukan sesosok prajurit negarawan, seperti Soekarno. Saat tamat SMA, Teddy pun kemudian menempuh pendidikan militer dan terus berkarir di militer sampai akhir hayatnya.

 

Sumber : indonesiana.id

Tak Disangka, Ternyata Teddy Rusdy Adalah Salah Satu Dari Perwira Yang Dilatih di India

Google.com

Seseorang yang dicap sebagai antek PKI hanya karena tercatat pernah menerbangkan D.N. Aidit dan tokoh-tokoh PKI lainnya dari satu tempat ketempat lain. D.N. Aidit sndiri pada masa itu adalah MPR dan sekaligus pimpinan PKI yang sudah masuk kedalam kategori VIP dan para penerbang itu juga menerima perintah terbang dari atasannya.

Karena adanya pembersihan, sebagian dari pada penerbang terbaik dari angkatannya itu telah dipatok oleh Kopkamtib yang tidak bisa menjaid Jenderal karena dinilai telalu berisiko bagi ABRI. Hal ini pun memperngaruhi penilaian Kokamtib terhadap masa depan perwira penerbangan dan navigator yang sangat besar.

Tak hanya itu, untuk didikan Rusia yang lebih identic dengan Komunis memliki semboyan “tidak mau mengambil risiko” maka kariernya dan masa depan para perwira didikan Rusia menjadi sangat gelap. Medan penugasannya dibatasi dan tidak bisa jadi perwira tinggi, sungguh menyedihkan.

Dalam hal tersebut, menurut Teddy Rusdy hal itu bisa dikatakan mendapat blessing in disguise atau rahmat yang tersembunyi. Pada rombongan angkatannya pada 1962, ia dididik di India. Pada saat itu para perwira angkatan udara juga berasal dari tiga sumber pendidikan.

Hal yang pertama adalah didikan Akademi Angkatan udara Yogyakarta, Kedua, didikan Angakatn Udara Rusida untuk menerbangkan pesawat-pesawat asal Rusia dalam sebuah rangka Tri komando rakyat (Trikora), Pembebasan Irian Barat, dan yang Ketiga adalah hasil didikan Indian Air Force Flying Colleges, Jodhpur, India di mana Mas Teddy Rusdy salah satu dari empat perwira yang dilatih di India.

Bangun Semangat Untuk Membasmi PKI Sampai Keakarnya, Begini Menurut Alm Teddy Rusdy

Google.com

Marsekal Omar Dhani adalah pimpinan TNI-AU yang dinilai terlibat oleh Kopkamtib. Ia pun termasuk karena lokasi PKI serta Gerwani membunuh pasa Pahlawan Revolusi yang berada di kawasan Halim Perdanakusuma.

Menurut Teddy Rusdy, untuk membasmi anasir PKI sampai ke akar-akarnya yang menjadi semangat di masa Orde Baru yang telah membuat sedikit saja informasi yang salah dan masuk maka seseorang dapat dicap PKI atau bisa jadi dicap sebagai simpatisan juga keluarga PKI.

Hal itu dapat menyebabkan mereka diperiksa dan menjadi korban dengan alasan terlibat langsung atupun tidak langsung. Tak disangka, banyak Perwira Tinggi TNI-AU yang dicopot dari jabatannya serta ditahan dengan alasan terlibat PKI sama seperti mencopot dan memenjarakan Marsekal Omar Dhani.

Namun hal itu belum terjadi kepada perwira menengah dan bawah TNI-AU yang diperiksa, disidang, dan juga divonis terlibat dan dijatuhkan hukuman oleh Pengadilan Mahkamah Militer Luar Biasa. Bahkan masih ada dari mereka yang dipenjarakan tanpa melalui siding dan diadili untuk periode lebih dari lima tahun.

Pimpinan TNI-AU diperintahkan oleh Panglima Kopkamtib untuk memberhentikan mereka secara tidak horbat dan mencabut semua hal-haknya tanpa putusan pengadilan. Hal tersebut sangatlah menimpa beberapa Perwira Menengah Penerbang dari Angakatan 1960 yang pada masa itu masih aktif menerbangkan pesawat transport Dakota C-47 dan Hecules C-130 B.

Meski Teddy Rusdy Tak Tercatat Sejarah, Namun Kisahnya Bagus Untuk Dibukukan

Google.com

Sumber atau induk seluruh cerita wayang (purwa) adalah epos Ramayana dan Mahabarata dari India. Sebuah pertunjukan bayang-bayang yang lebih dikenal dengan sebutan wayang adalah salah satu warisan seni purba leluhur Nusantara.

Bagi kalian yang belum tau wayang itu apa? Wayang adalah kesenian tradisional khas Indonesia yang sudah diproklamasikan PBB melalui UNESCO pada tahun 2003 bahwa wayang Indonesia sebagai A Masterpiece of The Oral and Intagible Heritage of Humanity.

Sampai detik ini, siapa orang yang pertama kali menciptakan wayang di Nusantara tidak diketahui secara pasti dan tidak tercatat dalam sejarah. Namun semua itu ada hikmah yang dapat diambil bahwa masing-masing kita sesungguhnya dapat menjadi aktor yang mengukir sejarah, walaupun person kita seringkali tidak tercatat.

Hal ini pun terjadi pada James Bond Indonesia, Mas Teddy Rusdy yang tidak tercatat semacam sejarah wayang, namun kisah Teddy Rusdy bagus untuk dibukukan.

Sangat sensitive dan juga menyeramkan jika membahas kata-kata seperti PKI, Komunisme, Gerwani dan Sejenisnya dimasa Orde Baru. Tapi dibalik itu terdapat banyak cerita yang bisa membangkitkan bulu kuduk sehubungan dengan kata-kata itu.

Salah satunya, ratusan ribu nyawa melayang dan ratusan ribu orang hancur masa depannya ketika ditanyakan terkait langsung maupun tidak langsung dengan ideology komunisme. TNI-AU pascaperistiwa G30S 1965 pun ikut terlibat langsung maupun tidak langsung dengan ideology komunisme.

Menurut Teddy Rusdy, Bentuk Kerja Sama Militer Adalah Kepercayaan dan Kenyamanan

Google.com

Menurut James Bond Indonesia Teddy Rusdy, bentuk kerja sama militer tersebut sungguh telah membentuk rasa percaya dan nyaman (trust and confidence) sesame negara anggota ASEAN. Untuk memudahkan hubungan sesame anggota militer dan menjadi sebuah acuan semangat dalam pembicaraan bilateral bidang diplomasi lainnya adalah tatanan mutual trust and confidence.

Tak hanya itu saja, untuk pembicaraan masalah-masalah perbatasan telah dibentuk juga badan tetap Komisi Masalah-masalah Perbatasan (General Border Committee) dengan Pimpinan Panglima dan Komandan Pasukan Pertahanan.

Anggotanya pun meliputi unsur-unsur dari Deplu, Depdagri, Bea Cukai, dan juga Imigrasi.

Forum ini pun cukup efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah yang timbul di perbatasan kedua negara, salah satunya masalah sengketa territorial, lintas batas tradisonal antara penduduk wilayah perbatasan dan masalah keamanan di perbatasan.

Dalam kejaran tentara, biasanya gerombolan bersenjata sering  menjadikan perbatasan sebagai tempat bersembunyi. Jika dikejar oleh Pasukan Pemerintah Malaysia, Pasukan Komunis Malaysia di daerah Serawak Kalimantan siap menyeberang ke wilayah Indonesia untuk langsung bersembunyi.

Tak berhenti disitu, gerombolan komunis atau Darul Islam yang dikejar oleh TNI tentu akan menyeberang dan bersembunyi di wilayah perbatasan Malaysia. Maka dari itu, suatu operasi bersama di wilayah perbatasan sangatlah diperlukan agar tidak digunakan sebagai tempat persembunyian.

Tingkat saling percaya di antara sesame negara ASEAN dapat dijadikan sebuah modal berharga ketika TNI membebaskan pembajakan pesawat Garuda Woyla dari teroris di Bangkok, Thailand.

Tak Hanya ABRI, Teddy Rusdy Tegaskan Pemerintah Singapura Juga Ikut Menyumbang

Google.com

Sasaran udara di darat biasanya terdiri dari objek vital dan pertahanannya, termasuk membangun suatu “dummy”. Komandan Pasukan Pertahanan Singapura (Chief of Defense Forces) untuk sementara ini memikul sebagian anggaran, yang paling pentingt adalah peralatan-peralatan yang sarat teknologi untuk mendukung operasi latihan senyata mungkin di sana.

Air Weapon Range (AWR) adalah nama untuk fasilitas latihan udara SIABU yang digunakan bersama secara berkala dan bergantian antara Angkatan Udara RI dan Angkatan Udara Singapura. Operasi territorial ABRI masuk kedalam program ABRI Masuk Desa untuk disegarakan membangun wilayah kecil.

Tak hanya itu saya, Teddy Rusdy juga menyatakan kalau pemerintah Singapura juga ikut menyumbang satu kolam renang besar dengan ukuran olimpiade bagi Pemerintah Daerah Riau supaya dapat melatih dan bertandung atlet renang Provinsi Riau.

Selaku panglima ABRI, Jenderal L.B.Moerdani siap menjalin kerja sama militer dengan sesame negara ASEAN. Yang dipertimbangkan adalah selain sangat memperhitungkan teknis operasional juga dampak psikologis.

Selain untuk contoh, untuk latihan pasukan darat [un sungguh diperhitungkan kesan psikologisnya akan ada pasukan asing di wilayah RI. Karena itu juga, latihan pasukan darat secara bilateral dilakukan dengan Tentara Darat Kerajaan Malaysia di kawasan Lampung, Sumatera.

Minggu, 14 Februari 2021

Kenal Lebih Dalam Dengan James Bond Indonesia Versi Kemala Atmojo

Google.com

Teddy Rusdy adalah seorang pria yang lahir di Jakarta, 11 Mei 1939 dari pasangan Nyi Mas Rodiah dan Hayuni Mathamin. Teddy pun menempuh pendidikan Sekolah Dasar di Pandeglang dan Jakarta, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga saat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta.

Ketika Teddy Rusdy masih menjadi siswa Sekolah Dasar Jaga Monyet Petojo, Teddy juga sering mengunjungi perpustakaan di Jl. Hayam Wuruk. Seorang Teddy Rusdy mengagumi kisah-kisah petualangan dan mengagumi tokoh-tokoh seperti Tom Sawyer, Huckbery Finn, dan Robinson Crosoe.

Seperti yang kita ketahui kalau Tom Sawyer adalah karakter protagonist dalam novel fiksi karya Mark Twain, The Adventures of Tom Sawyer pada tahun 1876. Tak hanya itu saja, Tom Sawyer juga muncul dibeberapa novel Mark Twain yang lain, yakni Adventures of Huckleberry Finn (1884), Tom Sawyer Abroad (1894) dan Tom Sawyer Detective (1896).

Saat menginjak usia remaja, salah satu tokoh idola Teddy Rusdy adalah Robinson Crusoe yang merupakan seorang pelaut yang kisahnya i abaca di dalam novel The Life and Strange Surprising Advengtures of Robinson Crusoe karya Daniel Defoe.

Dalam kisahnya, pelaut itu sanggup hidup sendirian selama 28 tahun di sebuah pulau tak berpenghuni di Pantai Amerika, letaknya dekat Mouth of the Great Oroonoque. Ia terdampar karena kapalnya goyang dan berhenti, lalu semua penumpangnya tewas kecuali dirinya.

Ketika menduduki bangku SMA, Teddy Rusdy mulai menggemari buku biografi tokoh-tokoh sejarah Indonesia dan dunia, seperti Bung Karno, Bung Tomo, Napoleaon Bonaprte, Mustafa Kemal Attaturk, Douglas Mc Arthur, dan lain-lain.

Teddy Rusdy pun memiliki imajinasi dan jiwa petualangan yang cukup tinggi, ia mulai menyukai kekuatan pikiran dan kemampuan memimpin. Pada tokoh Napoleon, misalnya Teddy menemukan sosok seorang ahli strategi perang, negarawan, dan inspirator perubahan hukum, serta ketatanegaraan di Eropa sejak abad 18.

Lalu dari Mustafa Kemal Asttaturk, Teddy menemukan sosok prajurit-negarawan, seperti halnya Soekarno. Setelah tamat SMA, Teddy kemudian menempuh pendidikan militer dan terus berkakir di militer sampai akhir hayatnya.

Ini dia pendidikan militer, jabatan di TNI AU dan Pengalaman, serta Tanda Jada dan Kehormatan:

PENDIDIKAN MILITER:

1.       Air Force Flying Collage (India): Lulus Tahun 1961

2.       Sedaspa Angkatan ke-19: Lulus Tahun 1968

3.       Standarisasi Pama Angkatan ke-2: Lulus Tahun 1968

4.       Sekkau Angkatan ke-11: Lulus Tahun 1971

5.       Sesko ABRI Bagian Laut Angkjatan ke-1: Lulus Tahun 1975

6.       Sesregkt Seskogab Angkatan ke-1: Lulus Tahun 1978

 

JABATAN DI TNI AU DAN PENGALAMAN:

1.       25 Juni 1960: Diterima sebagai Siswa Sekolah di Pa Nav.

2.       28 Juli 1960: Dikirim ke India mengikuti Sekolah Nav.

3.       1 Januari 1961 Dinas Operasi Trikora di Maluku

4.       1 Januari 1962 Ditempatkan pada Skad 5 Nav Abd. Saleh

5.       1 Januari 1963 Diangkat sebagai Pav Skad 42 Wops 003 Iwy, Dinas Operasi Dwikora di Malaysia, Kalimantan, dan Sumatera Utara.

6.       1 Januari 1969 Diangkat sebagai Pa. Ops. Lanud Iwy

7.       23 Desember 1969 Diangkat sebagai Dan Lanud Rembiga

8.       1 Januari 1970 Dan Lanud Rembiga dan Dan Denma Makodau IV Ampenan, NTB

9.       1 Januari 1972 Ketua DPD Golkar Lombok Barat

10.   22 Februari 1973 Pakorda Kab. Lombok Barat dan Sekretaris DPD Golkar Provinsi NTB

11.   1 Januari 1974 Karo Jajaran Paban – VI/Milhan Sintel Hankam

12.   30 Mei 1979 Dosen/Patun Seskogab, Bandung

13.   1 April 1980 Paban VIII Staf Intel Hankam

14.   1 Desember 1983 Direktur “E”/Renlitbang Bais

15.   1 Juni 1986 Asrenum Pangab

16.   6 Oktober 1987 Asrenum Pangab dan Anggota MPR RI 1987-1992

17.   17 Februari 1992 Melepaskan Jabatan Organik/Fungsional Hankam/ABRI/Golongan Karya ABRI.

 

KENAIKAN PANGKAT:

1.       1 Januari 1962 Letnan Muda Udara I

2.       1 Juli 1962 Letnan Udara II

3.       1 Januari 1964 Letnan Udara I

4.       1 Januari 1966 Kapten Udara

5.       1 Januari 1970 Mayor Udara

6.       1 April 1975 Letnan Kolonel Udara

7.       1 April 1980 Kolonel

8.       1 Desember 1983 Marsekal Pertama TNI

9.       1 Juni 1986 Marsekal Muda TNI

 

 

 

TANDA JASA DAN KEHORMATAN

1.       Bintang Shakti

2.       Bintang Dharma

3.       Bintang Yudha Dharma

4.       Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama

5.       Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya

6.       Sstyalencana Kesetiaan VIII

7.       Satyalencana Kesetiaan XVI

8.       Satyalencana Kesetiaan XXIV

9.       Satyalencana Satya Dharma

10.   Satyalencana Wira Dharma

11.   Satyalencana Dwidya Sistha

12.   Satyalencana Penegak

13.   Meritorius Services Medal (Military) Republic of Singapore

Meritorius Services Medal (Military) Republic of Korea