Tampilkan postingan dengan label UMKM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UMKM. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 September 2022

Bantu UMKM, Kadin Papua Jajaki Kerja sama dengan Perbankan

Ketua Kamar dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Papua Ronald Antonio menyatakan pihaknya sedang menjajaki kerja sama dengan perbankan untuk membantu permodalan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM), agar usaha yang digeluti berkembang.

Kadin Papua memang masih menjajaki kerja sama dengan perbankan seperti BRI, agar para pengusaha khususnya pengusaha kecil dapat bantuan modal tanpa jaminan,” kata Ronald Antonio, di Jayapura, Sabtu dilansir Antara

Dia mengakui, plafon bantuan modal tanpa jaminan yang nantinya dapat diterima sekitar Rp50 juta dengan sasaran pengusaha kecil.

Bila usahanya berkembang dan membutuhkan modal, maka bisa mendapatkan bantuan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Selain menjajaki kerja sama dengan perbankan, Kadin Papua juga siap membantu para pengusaha untuk mendapat nomor izin berusaha (NIB).

“Silakan ke Kantor Kadin, dan para petugas akan membantu hingga persyaratan mendapat NIB terlengkapi,” kata Kadin, Ronald Antonio.

Diakui, para pengusaha saat ini wajib memiliki NIB, karena itu pengganti SITU dan SIUP dan bila sudah memilikinya maka dapat masuk di e-Katalog.

Banyak kemudahan yang didapat setelah memiliki NIB, sehingga diharapkan para pengusaha segera mengurusnya tanpa dipungut biaya, ujar Ronald Antonio.

Selasa, 16 Agustus 2022

Agat Bisa Maju dan Berkembang, Kota Jayapura Terus Memproteksi UMKM Asli

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Kota Jayapura terus berupaya memproteksi UMKM asli Papua agar bisa maju dan berkembang.

“Jumlah UMKM asli Papua ada 800. Kami terus memberikan pendampingan dan pelatihan agar mereka bisa mengelola usaha dengan baik,” ujar Kadisperindagkop dan UMKM Kota Jayapura, Robert L.N Awi di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (15/8/2022).

Menurutnya, dengan semangat kerja UMKM dapat mandiri dan sukses sehingga bisa menjaring lebih banyak lagi anak-anak asli Papua untuk menjadi pengusaha walaupun berskala kecil.

“Kerajinan tangan seperti tifa (gendang khas Papua), noken (tas rajut dari kulit kayu dan benang wol), batik, kerajinan tempurung kelapa dan kerang,” ujarnya.

Dikatakannya, pengrajin asli Papua terus meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menjalankan usaha terutama dalam pemasaran atau penjualan, sehingga laku terjual.

“Tidak usaha terlalu mahal karena sudah lakunya. Harga standar tapi kualitas tetap dijaga. Manfaatkan penjualan secara online supaya pemasaran semakin luas,” ujarnya.

Robert Awi berharap pendampingan, pelatihan, dan pemberian bantuan modal usaha dapat memacu semangat pelaku usaha asli Papua agar berdaya saing dan meningkatkan perekonomian.

“Kita harus bisa membangun diri kita sendiri untuk meningkatkan mutu barang dan pemasaran serta meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan usaha. Jangan sia-siakan sumber daya alam dan potensi yang dimiliki demi kesuksesan,” jelasnya.