Jaringan Damai Papua atau JDP turut berbela sungkawa atas terbunuhnya 10 warga sipil dan terluka dua warga sipil dalam serangan kelompok bersenjata di Nogolaid, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, pada Sabtu (16/7/2022). Jaringan Damai Papua menyesalkan setiap tindakan kekerasan terhadap warga sipil oleh siapapun, termasuk kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB.
Juru Bicara Jaringan Damai Papua, Yan Cristian Warinussy melalui pesan Whatsapp yang diterima Jubi pada Minggu (17/7/2022) malam menyatakan JDP berharap Kapolri dan Panglima TNI menangani kasus serangan kelompok bersenjata di Nduga itu secara terukur dan seksama. JDP meyakini pilihan cara penanganan kasus itu akan berdampak penting bagi masyarakat sipil asli Papua di Nogolaid, maupun seluruh masyarakat sipil di Nduga.
Warinussy menyampaikan Jaringan Damai Papua senantiasa menyerukan diberlakukannya pendekatan damai untuk segera menyudahi berbagai konflik bersenjata di Tanah Papua. JDP meminta Presiden Joko Widodo mempertimbangkan dimulainya dialog damai dengan semua pihak yang bertikai di Tanah Papua.
Warinussy menegaskan Jaringan Damai Papua meyakini bahwa model pendekatan negara dengan terus melakukan pemekaran wilayah dan membentuk Daerah Otonom Baru tidak akan mengakhiri konflik sosial politik di Tanah Papua. JDP juga menyeru dihentikannya kegiatan jual beli senjata api di seluruh Tanah Papua.
“[Dalam] pandangan kami, konflik di Tanah Papua hanya bisa diselesaikan melalui dialog damai, dan bukan melalui pendekatan pemekaran wilayah maupun transaksi jual beli senjata. [Konflik Papua juga tidak bisa diselesaikan] melalui pendekatan kekerasan bersenjata dan atau angkat senjata,” kata Warinussy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar