Orang Papua kurang tertarik menjadi wasit atau perangkat pertandingan sepak bola, dan lebih tertarik untuk menjadi pemain sepak bola. Padahal, peranan wasit sepak bola dan hakim garis sangat penting dalam setiap pertandingan sepak bola.
Hal itu dikatakan salah satu wasit sepak bola tingkat nasional yang juga dosen Fakultas Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Universitas Cenderawasih, Indra Yudistira di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/7/2022). Indra menyampaikan hal itu usai memimpin pertandingan uji coba antara Persipura dan Elang Brimob di Stadion Utama Lukas Enembe, Sentani, pada Sabtu.
“Sangat sedikit [orang Papua] yang berminat [menjadi wasit sepak bola]. Saat ini, hanya saya dan Kevin Yarona yang [sudah] menjadi wasit sepak bola [tingkat nasional],” kata Indra yang telah memegang lisensi C1 Nasional.
Saat ini, Indra baru memimpin pertandingan Liga 3. Ia berharap pada masa mendatang ia akan bisa menjadi wasit di Liga 2 dan Liga1.
Menurut Indra, tantangan untuk menjadi pengadil di lapangan berat, karena seorang wasit harus bekerja dengan hati dan jujur. “Kalau tidak jujur dalam memimpin pertandingan, sebaiknya jangan menjadi wasit,” kata Indra yang menuturkan bahwa ia menikmati pekerjaannya sebagai wasit, kendati profesi itu penuh tantangan.
Dia menambahkan, menjadi wasit butuh ketenangan dan konsentrasi, agar ia bisa memimpin pertandingan dengan baik. Wasit juga harus melindungi pemain dari permainan yang merugikan pemain, apalagi permainan yang membahayakan dan bisa menimbulkan cedera.
Indra menjelaskan dulu Papua memiliki sejumlah wasit senior yang berpengalaman, termasuk Yanto Jakadewa. Akan tetapi, usia para wasit senior Papua itu semakin bertambah, sehingga mereka telah pensiun. “Saya berharap ke depan ada wasit baru dan berprestasi dari Tanah Papua.” kata Indra yang lahir di Nabire 30 tahun lalu itu.
Indra Yudisitira mengawali kariernya sebagai wasit sejak 2016, dengan memimpin pertandingan antar Sekolah Sepak Bola dalam Festival Danone 2016 di Lapangan Emsyik.
“Sejak [saat] itu, saya tertarik untuk menjadi wasit, sampai sekarang,” kata dosen Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) itu. Dia berterima kasih kepada dosennya, Dr Daniel Womsiwor yang mendorong Indra menjadi wasit pada festival sepak bola anak-anak yang diselenggarakan Danonedi lapangan Emsyik Waena pada 2016. Berkat kompetisi bagi pemain sepak muda belia itu, Indra menekuni profesi wasit sepak bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar