Puluhan mahasiswa di Kota Jayapura pada Kamis (14/7/2022) kembali menggelar demonstrasi untuk memprotes langkah DPR RI mengesahkan tiga undang-undang pemekaran Papua untuk membentuk tiga provinsi baru di Papua. Mereka menuntut Pemerintah Indonesia membatalkan pemekaran Papua, dan menuntut referendum bagi rakyat Papua.
Sekitar 25 mahasiswa menggelar demonstrasi di gapura Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen), Perumnas 3, Waena, Kota Jayapura, pada Kamis pagi. Mereka juga menyampaikan tuntutan kepada Pemerintah Indonesia untuk mencabut Otonomi Khusus (Otsus) Papua. Para mahasiswa itu membawa spanduk bertuliskan “Cabut Otsus, Cabut DOB, dan Gelar Referendum”.
Polisi menghadang para pengunjuk rasa persis di luar gapura kampus. Polisi menempatkan sejumlah kendaraan di jalan menuju kampus Uncen, termasuk, truk, kendaraan taktis dan water canon. Sejumlah polisi yang membawa tongkat rotan berbaris di hadapan para mahasiswa yang berunjuk rasa.
Hingga pukul 09.30 WP, para demonstran masih bertahan di gapura kampus Uncen, dan berorasi di sana. “Kami menuntut agar Orang Asli Papua diberikan jaminan untuk hidup,” kata salah satu orator dalam demonstrasi itu.
Orator yang lain menyatakan pemberlakuan Otsus Papua pada periode 2001 hingga 2021, yang di Papua popular disebut “Otsus Papua Jilid 1”, dinilai telah gagal memperbaiki situasi Papua. Namun pemerintah malah melanjutkan pemberlakukan Otsus Papua dengan mengundangkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (UU Otsus Papua Baru), yang disebut para pengunjuk rasa sebagai “Otsus Papua Jilid 2”.
Para pengunjuk rasa menilai pemekaran Papua dan pembentukan tiga provinsi baru justru akan membuat Orang Asli Papua semakin tersisih. “[Sekarang pemerintah memberlakukan] Otsus Jilid 2, tapi mana, mama-mama Papua masih berjualan di pinggir jalan. Katanya Otsus itu bagi orang Papua, tapi mana kesejahteraan bagi orang Papua. Apalagi hari ini, tiga provinsi di Tanah Papua,” kata salah satu demonstran dalam orasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar