Senin, 27 Februari 2023

Aksi Pencurian Sedang Marak, Uskup Agung Merauke Mempertanyakan Kinerja Kepolisian

 

Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mempertanyakan kinerja kepolisian setempat menyusul aksi pencurian yang semakin marak di wilayah Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Selain masalah pencurian, masalah premanisme di beberapa lokasi di Merauke juga disoroti.

Uskup Petrus Canisius Mandagi menyatakan banyak keluhan masyarakat soal maraknya peristiwa pencurian di wilayah kota. Uskup Mandagi bahkan mengungkapkan bahwa keuskupan sendiri pada Jumat pekan lalu kehilangan sebuah sepeda motor operasional.

“Pencurian di Merauke ini sudah makin terjadi di mana-mana, banyak laporan dan keluhan. Pertanyaan saya di mana itu polisi? Kita juga ada kecurian motor operasional Jumat lalu. Bukan karena motor keuskupan dicuri lalu kita bertanya, tapi memang faktanya aksi pencurian belakang ini semakin menjadi,” kata Uskup Mandagi.

Uskup Mandagi meminta agar pihak kepolisian dapat segera menanggapi keluhan dan laporan warga, sehingga masyarakat tidak resah dengan maraknya peristiwa pencurian dan masalah kriminalitas lainnya di Kota Merauke.

“Tidak hanya keuskupan saja yang kehilangan barang. Sekolah-sekolah banyak kehilangan laptop, begitu juga warga yang kehilangan motor dan barang berharga lainnya. Di Gereja Katedral kemarin juga ada kehilangan motor,” tutur Uskup Mandagi.

“Penegakkan hukum perlu dilakukan, supaya ada efek jera bagi para pelaku. Dan supaya semua tahu bahwa negara ini ada di bawah hukum. Kita harapkan polisi dapat bekerja maksimal,” sambungnya.

Selain soal pencurian, Uskup Mandagi juga menyoroti masalah premanisme di sejumlah tempat umum di Kota Merauke. Di beberapa tempat dimaksud, warga atau pengunjung selalu dipalak oleh kelompok preman.

“Preman-preman makin banyak di Merauke seperti di pelabuhan, di toko-toko maupun di pasar. Kalau masuk pelabuhan misalnya, itu harus bayar, bukan bayar kepada petugas, tapi ada preman yang meminta. Yang begini (premanisme) harus dibasmi. Penegakkan hukum harus dilakukan,” ujarnya.

“Saya sudah pernah bilang kepada kapolres tapi tidak tahu ditindaklanjuti atau tidak. Mungkin Polres kekurangan polisi, tapi kita tetap harapkan supaya penegakkan hukum dapat optimal dilakukan, sehingga masyarakat tidak resah,” tutup Uskup.

Kapal Pesiar Berbendera Prancis Bawa 151 Wisatawan

 

Kapal pesiar berbendera Perancis, mengunjungi Agats, ibukota Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, selama sekitar lima jam.

Kapolres Asmat AKBP Agus Hariadi dilansir Antara, Sabtu di Agats mengakui, kapal pesiar yang membawa 151 wisatawan itu selama di Agats menyaksikan sejumlah atraksi yang menjadi budaya masyarakat setempat.

Dari laporan yang diterima terungkap atraksi budaya yang ditampilkan kepada para wisatawan diantaranya tarian dan ketrampilan mengayuh perahu serta ukir-ukiran.

Kapal pesiar itu tidak sandar di pelabuhan, namun hanya lego jangkar di perairan Agats, sehingga bagi wisatawan yang ingin ke darat disiapkan speadboat, kata AKBP Agus.

Diakui, kapal pesiar yang membawa 151 wisatawan mancanegara itu seusai mengunjungi Agats akan melanjutkan perjalanan ke Kaimana, Provinsi Papua Barat.

“Asmat memang menjadi daya tarik bagi wisatawan khususnya mancanegara sehingga diharapkan ke depan makin banyak wisatawan yang berkunjung sehingga memberikan pendapatan bagi masyarakat termasuk pengukir, ” kata AKBP Agus Hariadi.

Ukiran Asmat terkenal hingga ke mancanegara sehingga banyak wisatawan yang ingin melihat pengerjaan-nya.

Sampat Disandera, Profesor Asal Australia Akhirnya Dibebaskan

 

Seorang profesor asal Australia yang disandera selama satu pekan oleh sekelompok bersenjata di wilayah terpencil Papua Nugini telah dibebaskan bersama dia warga setempat yang menjadi rekannya, lapor stasiun televisi Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Sekelompok peneliti arkeologi yang terdiri dari seorang profesor yang bekerja untuk universitas Australia, dua lulusan universitas Papua Nugini dan seorang koordinator program disandera Minggu pekan lalu oleh sejumlah pria yang menuntut uang tebusan.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia tidak segera memberikan pernyataan terkait laporan pembebasan kelompok peneliti tersebut di negara Kepulauan Pasifik itu.

Sang profesor dan rombongannya sedang dalam perjalanan ke desa terpencil Fogoma’iu di wilayah Gunung Bosavi, dekat perbatasan Provinsi Southern Highlands dan Hela saat diculik.

Pembebasan ketiga orang itu mengakhiri negosiasi dan operasi keamanan yang melibatkan polisi Papua Nugini dan personel keamanan yang ditempuh dalam kerangka konsultasi dengan pemerintah Australia dan Selandia Baru, kata ABC

Profesor itu tinggal di Australia tetapi berkewarganegaraan Selandia Baru. Nama ketiga yang disandera dirahasiakan karena masalah ini sensitif.

Sebelumnya seorang wanita yang juga salah satu dari tiga orang yang disandera, telah dibebaskan. Pada saat itu kepolisian Papua Nugini mengatakan sedang melakukan penyelesaian damai atas situasi yang terjadi.

Minggu, 26 Februari 2023

Erick Thohir pimpin PSSI, Stevie Bonsapia: Sosok Berpengalamanan di Dunia Sepak Bola

Eks pemain tim nasional Indonesia dan Persipura Jayapura, Stevie Bonsapia, melayangkan pujian atas terpilihnya Menteri BUMN, Erick Thohir, sebagai pemimpin baru federasi sepak bola Indonesia (PSSI) lewat Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar pada 16 Februari lalu.

Stevie Bonsapia menyebut Erick Thohir merupakan sosok berpengalaman di dunia sepak bola dan ia berharap di bawah kepemimpinannya PSSI bisa ada perubahan.

“Pak Erick Thohir adalah sosok Ketum Umum PSSI yang sangat bagus mengingat Beliau sempat memiliki saham di klub Inter Milan. Beliau sudah punya banyak pengalaman, semoga bisa memberikan perubahan,” kata Stevie kepada wartawan olahraga di Jayapura, baru-baru ini.

Stevie meyakini Erick Thohir punya visi misi untuk membenahi persepakbolaan Indonesia dan kompetisinya.

“Saya melihat Beliau pasti sudah sangat memahami sepak bola. Apalagi sepak bola Indonesia yang butuh perubahan dengan memiliki visi dan misi serta indikator yang jelas dalam memajukan sepak bola Indonesia,” ujarnya.

Pemain yang juga pernah memperkuat Persiram Raja Ampat dan Semen Padang itu berharap kepemimpinan Erick Thohir dapat memberantas mafia sepak bola di Indonesia. Ia juga berharap Erick Thohir bisa menepati janjinya untuk melanjutkan kompetisi Liga 2 dan Liga 3.

“Beliau bisa membuat liga yang lebih profesional dengan untuk kemajuan sepakbola Indonesia. Mafia sepak bola harus dibereskan,” sebutnya.

Sebelumnya, Ketua Umum baru federasi sepak bola Indonesia (PSSI), Erick Thohir, sudah menyiapkan tindakan tegas untuk memberantas mafia bola yang kerap mengotori persepakbolaan Indonesia. Hal itu menjadi fokus utamanya di awal kepimpinannya menahkodai PSSI.

Dalam siaran persnya di laman resmi PSSI.org, Erick menegaskan akan membabat habis mafia bola dari persepakbolaan Indonesia. Kata dia, praktik mafia sepak bola harus diganjar sanksi tegas secara hukum. Oleh karena itu, Erick menggandeng Polri dengan instrumen yang dimilikinya untuk mengungkap sekaligus menyeret oknum mafia ke jeruji besi.

“Kita vonis kartu merah untuk para mafia bola. Sepak bola kita sulit berkembang selama mafia pengatur skor belum kita tendang,” ujar Erick dikutip dari rilis resmi PSSI.

Pertemuannya bersama Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk segera menyusun langkah tegas dalam misi menyeret mafia ke jalur hukum.

Erick menegaskan dari otak hingga pembantu aktor mafia sepakbola akan diproses tegas. Selain pidana, ancaman larangan berkecimpung di sepakbola seumur hidup akan dijatuhkan PSSI.

“Akarnya yang perlu kita cabut. Kita tidak boleh takut. Hukumannya bertingkat tapi kalau perlu seumur hidup dan di-blacklist dari sepakbola, biar jera. Posisi saya tegas, tumpas mafia pengatur skor sampai tuntas,” tegas Erick.

Ketua Asosiasi Futsal Meminta Klub-Klub Futsal Agar Membuat Akademi

 

Ketua Asosiasi Futsal atau AF Kota Jayapura, Matias Benoni Mano, meminta klub-klub futsal agar membuat akademi atau sekolah untuk pembinaan.

“Hampir 30 klub futsal di Kota Jayapura tapi hanya melakukan turnamen tidak melakukan pembinaan,” ujar Matias Mano dalam acara kick off Liga AAFI di Lapangan Futsal SMA YPPK Taruna Darma Jayapura.

Pembinaan olahraga futsal usia dini bukan hanya saat ada kompetisi atau turnamen, namun terus berkesinambungan agar menghasilkan atlit profesional.

“Melalui akademi futsal agar menertibkan kembali klub sebagai wadah pembinaan untuk mencetak atlet usia dini untuk ajang olahraga lokal dan nasional,” ujarnya.

Terkait dengan liga AAFI tahun 2023 U-13 dan U-16, Matias Mano menjelaskan sebagai program kerja Asosiasi Futsal Kota Jayapura periode 2022-2024.

“Ada juga tim dari kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura. Sudah akta klub, pengurus yang baik, pelatih, tempat, dan waktu latihan yang jelas,” ujarnya.

Jumlah peserta U-13 ada 7 klub dan U-16 ada 9 klub, dengan sistem kompetisi full kompetisi hingga 26 Agustus 2023 atau empat bulan kompetisi.

“Kami kerja sama dengan fakultas ilmu olahraga Uncen Jayapura (wasit). Satu tim yang pendaftaran Rp 500 untuk biaya operasional dan perangkat pertandingan,” ujarnya.

Pembinaan futsal ke depan, Asosiasi Futsal Kota Jayapura mengharapkan dukungan dari Pemkot Jayapura dan Asprov Papua untuk mengembangkan Liga AAFI.

“Kami punya komitmen tetap maju untuk membina agar tidak terlibat ke dalam aktivitas negatif. Kalau kita tidak mulai saat ini tidak tidak ada tahu untuk pembinaan futsal ke depan,” jelasnya.

Penjabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Robby Kepas Awi mengatakan, prestasi di olahraga futsal harus terus maju terutama menjaring atlet futsal profesional.

“Harus kerja sama tim. Bukan soal menang atau kalah, tapi permainan dengan menjunjung tinggi sportivitas sangat penting, sehingga menjadi pemain terbaik. Tanamkan disiplin tinggi, taat aturan, dan menjaga sportivitas dalam pertandingan,” jelasnya.

Kick off Liga AAFI Kota Jayapura tahun 2023 dihadiri Kadispora Kota Jayapura, Rocky Bebena, Ketua Asprov Papua, Benhur Tomi Mano. Hadir juga, Penjabat Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, serta Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura, Djoni Naa.

Piala Pertiwi Zona Papua Bakal Hadir Kembali

Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Papua dalam waktu dekat akan kembali menggelar kejuaraan sepak bola wanita bertajuk Piala Pertiwi Zona Papua, yang diinisiasi oleh Asosiasi Sepak bola Wanita Indonesia (ASBWI).

Untuk mematangkan persiapan menuju kejuaraan bergengsi sepak bola wanita itu, Asprov PSSI Papua bersama ASBWI Papua dan panitia pelaksana akan menggelar pertemuan teknis pada Senin (27/2/2023) besok.

“Kita sudah melakukan rapat komite eksekutif (Exco) untuk persiapan Piala Pertiwi Zona Papua yang akan diputar di Stadion Mandala. Meeting akan dilaksanakan hari Senin besok,” ujar Ketua Asprov PSSI Papua, Benhur Tomi Mano kepada wartawan olahraga, Sabtu (25/2/2023) kemarin.

Ia menyebut, kejuaraan Piala Pertiwi Zona Papua rencananya akan digelar dengan format kompetisi penuh.

“Rencananya akan digelar dengan sistem pertandingan penuh dan Ketua Panitia Usman Wanimbo sekaligus Ketua Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia Papua dan sudah disiapkan semua terkait pertandingannya nanti. Dan untuk keamanan sudah siap, wasit dan pengawas pertandingan, kesehatan juga sudah siap,” jelasnya.

Selain itu, Tomi Mano juga mengatakan pihaknya sudah menyiapkan perwakilan klub untuk mengikuti kompetisi kelompok U-17 dan U-13. Sedangkan untuk Liga 3 Nasional akan diwakilkan oleh Persipa Paniai yang berhasil menjadi juara Liga 3 Zona Papua tahun ini.

“Untuk kejuaraan U-17 kita ikutkan secara nasional oleh Mimika, dan usia 13 tahun juga dari Mimika. Sementara Liga 3 yang sudah juara dari Persipa Paniai kami meminta mempersiapkan diri lagi dengan baik untuk Liga 3 zona nasional,” ujarnya.

Sebelumnya, ajang Piala Pertiwi Zona Papua sukses digelar pada tahun 2022 lalu yang hanya melibatkan dua klub, yakni Toli FC dan Galanita Mimika. Ketika itu, Toli FC yang dilatih sukses menjadi juara Zona Papua dan mewakili Papua di zona nasional.

Tim yang dilatih oleh Thomas Madjar itu akhirnya membuktikan kedigdayaan sepak bola Papua dengan membawa pulang Piala Pertiwi 2022.

Pada kejuaraan nasional yang digelar di Jawa Barat itu, tim berjulukan Srikandi Nawi Arigi Waleman the Blues tampil meyakinkan sejak awal turnamen di Grup A. Mereka tak terkalahkan hingga partai puncak.
Di fase grup, Persitoli menggilas tuan rumah Jawa Barat dengan skor 7-0, mengalahkan Jawa Tengah 3-0, imbang 3-3 dengan Babel dan menang 2-0 atas Kalimantan Tengah.

Di babak perempat final, Nawi Arigi kembali pesta gol dan membuat rekor di Piala Pertiwi dengan kemenangan 13-0 atas Lampung. Lalu di semi final, mereka juga berhasil menghempaskan favorit juara, Jawa Timur dengan skor 1-0. Toli FC memastikan gelar juara Piala Pertiwi dengan mengalahkan Bangka Belitung di laga final dengan skor 2-1.
Keberhasilan Toli FC itu kian mengukuhkan dominasi Papua di ajang Piala Pertiwi dengan total mengoleksi empat gelar juara, setelah sebelumnya wakil Papua juga sukses menjuarai turnamen tersebut pada 2010, 2014, dan 2017.

Jumat, 24 Februari 2023

Merawat Alam Bagian dari Melindungi Ciptaan Tuhan, Itu Kata Uskup Jayapura

Uskup Jayapura, Mrg Yanuarius Theofilus Matopai You menyarankan kepada masyarakat agar menjaga dan merawat alam. Ia menyatakan merawat alam bagian dari melindungi ciptaan Tuhan, serta ikut mencegah dampak perubahan iklim.

YHal itu disampaikan Mrg Yanuarius Theofilus Matopai You dalam Surat Gembala Aksi Puasa Pembangunan pada masa Pra Paskah 2023 yang diterima Jubi pada Kamis (23/2/2023). Dalam surat gembala itu, Uskup Jayapura menyatakan perubahan iklim telah membawa dampak bagi Indonesia, dan secara khusus di Papua.

Uskup Jayapura menyatakan dampak perubahan iklim di Papua ditandai dengan menurunnya debit air di berbagai mata air, menurunnya tingkat kesuburan tanah, berkurang atau bahkan punahnya keanekaragaman spesies endemik seperti burung cendrawasih.

“Luas dan kualitas hutan berkurang akibat pengambilan kayu atau pembabatan hutan dalam jumlah besar-besaran. [Perubahan iklim juga berdampak kepada] kesehatan, di mana banyak warga menderita berbagai penyakit, bahkan wabah,” kata Uskup.

Selain berhadapan dengan dampak perubahan iklim, orang asli Papua juga berhadap dengan perilaku manusia yang menyebabkan ketidakadilan ekologis. Uskup Jayapura mencontohkan praktik penjualan tanah ulayat suku tertentu kepada pihak perusahaan, misalnya perkebunan kelapa sawit di Arso, Taja Lereh, Merauke. Ia menyatakan pengalihan fungsi hutan telah menurunkan kualitas dan kuantitas air, memperburuk kesehatan, berakibat kepada hilangnya generasi penerus yang tangguh.

Di tengah berbagai tekanan itu, Uskup mengingatkan umat Katolik bahwa keimanan akan memberi visi yang lebih utuh tentang makna bumi, manusia dan semua makhluk hidup lainnya, dan memberi motivasi untuk melindungi alam ciptaan dan sesama. You mengajak keterlibatan umat Kristiani dalam memulihkan dan melestarikan keutuhan ciptaan sebagai perwujudan iman akan Allah Sang Pencipta dan pemelihara kehidupan