Tampilkan postingan dengan label Mutiara Hitam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mutiara Hitam. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Juli 2022

Sudah Menduduki Markas Baru, Pemain Persipura Berharap Kembali ke Kasta Pertama

Tim berjuluk Mutiara Hitam, Persipura Jayapura kini bermarkas di Stadion Utama Lukas Enembe (SULE) yang megah itu. Bahkan pelatih Persipura, Ricky Nelson, mengatakan seakan tim berlatih di stadion luar negeri.

Suporter tim Mutiara Hitam itu kini berharap, dengan menempati markas baru, para pemain Persipura harus meraih prestasi bagus dan kembali ke kasta pertama, Liga 1 Indonesia, Musim depan.

“Bagi saya Mutiara Hitam selalu di hati. Apalagi sudah pindah markas ke Stadion Utama Lukas Enembe harus berprestasi dan kembali ke liga 1 musim depan,” kata salah seorang pencinta Persipura, dr Engel Adrian Ansanay, M.Kes saat ditemui jubi.id di ruang prakteknya, Rabu (14/7/2022) malam.

Dia menambahkan dengan berpindahnya markas Persipura dari Stadion Mandala ke Stadion Utama Lukas Enembe bisa mengubah suasana baru dan masyakakat dari Sentani, Sarmi, Keerom dan Kota Jayapura bisa memenuhi stadion tempat perhelatan PON Papua 2021 itu digelar.

“Iya, tim Mutiara Hitam memang beda dan punya prestasi sendiri. Kita juga harus mendukung walau ada dua klub lain di Liga 2 yaitu Persewar dan PSBS Biak,” kata paman dari I Nyoman Ansanay, mantan pemain Persipura ini.

Ansanay  juga menilai dan melihat materi pemain Persipura musim ini cukup mumpuni, dan berharap dengan pelatih Ricky Nelson dan juga manajer baru, Yan Mandenas, bisa membawa arah baru Persipura menjadi klub profesional hingga berprestasi kembali seperti dulu, minimal kembali masuk Liga 1.

Hal senada juga dikatakan Richard Ferre, mantan bek kiri Persipura era 1980-an. Bagi dia, Persipura sangat berbeda dengan klub lain karena pertama kali berdiri dan ketua umumnya seorang pendeta yaitu Mesak Koibur, pada 25 Mei 1965, di Gedung Mess GKI APO Jayapura, dengan nama Persatuan Sepakbola Sukarnapura dan sekitarnya yang disingkat Persipura sampai sekarang.

“Jadi Persipura klub yang lahir karena terlibatnya orang dari GKI di Tanah Papua,” katanya.

Oleh karena itu, Ferre mengingatkan bahwa bekerjalah bersama Persipura dengan hati dan jujur.

“Ya saya harap manajemen harus transparan dan terbuka karena sepak bola sekarang berbeda dengan dulu yang harus profesional dalam industri sepak bola,” katanya.

Liga2 dan Piala Indonesia

Pelatih kepala tim Mutiara Hitam, Ricky Nelson, juga mengakui kalau akan melakoni dua laga yaitu kompetisi Liga 2 dan Piala Indonesia 2022.

“Kita harus mempersiapkan pemain minimal 30 pemain agar siap turun dalam dua laga,” kata mantan pelatih Sulut United ini di sela-sela latihan tim Mutiara Hitam di Lapangan Mahacandra Uncen Waena, beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan waktu persiapan yang hanya sebulan tak membuat pemain patah semangat sebab komunikasi dengan beberapa pemain sudah berjalan selama dua minggu sebelum para pemain berlatih perdana di Lapangan Mahacandra Uncen Waena.

Sementara itu, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, di laman pssi.org menyebutkan bahwa Piala Indonesia musim ini bakal digelar pada Agustus 2022 hingga Maret 2023, beriringan dengan Liga 1 2022/2023.

Turnamen ini bakal diikuti 64 klub dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Liga 1 terdapat 18 klub, Liga 2 ada 28 tim, dan Liga 3 tercatat 18 klub.

Hanya tiga klub asal Papua yang ikut semuanya dari Liga 2, yaitu Persipura Jayapura, Persewar War

Sabtu, 02 Juli 2022

Minimnya Anggaran, Manajer Klub Mutiara Hitam Tak Sanggup Kelola Tim Sepenuhnya

Manajer Persipura Jayapura Yan Permenas Mandenas mengatakan tidak sanggup mengelola tim sepenuhnya jika tidak ada anggaran atau modal dasar dari manajemen klub berjuluk Mutiara Hitam tersebut.

“Kalau saya diberikan modal dasar maka semenjak masa transisi Persipura degradasi ke liga 2 saya sudah bisa bergerak untuk mengontrak pemain dan pelatih,” katanya di Jayapura, Kamis, Dilansir Antara

Ketika ditunjuk sebagai manajer tim kata dia, hanya bersifat membantu untuk meringankan persoalan yang saat ini terjadi tetapi tidak sepenuhnya tanggung jawab di emban kepadanya termasuk mengurusi panitia pelaksana (Panpel) pertandingan.

“Saya senang dan bersyukur menjadi manajer tetapi jangan semua tugas diberikan kepada saya pasti saya tidak mampu apalagi tidak ada dana sama sekali,” ujarnya.

Dia menjelaskan waktu kerja dalam mempersiapkan tim menjelang Liga 2 hanya satu setengah bulan untuk mencari sponsor dan mengontrak pemain serta pelatih Persipura.

“Itu waktu yang sangat singkat apalagi saya juga sebagai anggota DPR RI, beda kalau ada dana maka mungkin saat ini pemain sudah melakukan latihan terpusat,” katanya lagi.

Dia menambahkan dalam persoalan yang kini dihadapi Persipura harus di selesaikan bersama supaya kejayaan tim kebanggaan masyarakat Papua tersebut bisa kembali lagi ke masa jaya.

“Saya senang jadi manajer saya ingin kembalikan Persipura ke masa kejayaan tapi situasi saat ini kami harus lihat bersama,” ujarnya lagi.