Google.com |
Di Kota Bandung sedikitnya terdapat 5 ruas jalan di Kota Bandung dibuka-tutup
sejak Jumat (18/9/2020) untuk menekan angka penyebaran virus corona. Pedagang
di kawasan Pasar Baru terancam bangkrut.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru Iwan Suhermawan
mengatakan, dampak penutupan Jalan Otista sangat dirasakan pedagang, terutama
dari sisi ekonomi dan sosial.
"Para pedagang Pasar Baru saat ini sedang mencoba untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan mereka, akibat dari pemberlakuan PSBB
berkali-kali di bulan-bulan yang lalu, itu sangat memukul telak para pedagang
Pasar Baru dan sekitarnya," ujarnya kepada Ayobandung.com, Selasa
(22/9/2020).
Iwan menuturkan, 60% para pedagang di Pasar Baru berada diambang
kebangkrutan. Selain itu, banyak lapak yang kosong karena pedagang tidak mampu
membayar sewa lapak.
"Jujur saja, para pedagang yang ada di dalam Pasar Baru
ini efek dari PSBB kemarin itu, hampir 60% mereka sudah di ambang kebangkrutan.
Jadi bisa dilihat di dalam pasar baru begitu banyak jongko-jongko (lapak) yang
kosong, penyewa-penyewa yang tidak dilanjutkan lagi menyewa tempatnya. Ini
semua efek dari pandemi Covid-19 sangat luar biasa ketika PSBB kemarin,"
kata Iwan.
Setelah melewati masa PSBB beberapa bulan lalu, kata Iwan,
para pedagang mulai menjajakan dagangannya. Namun, adanya pemberlakuan
buka-tutup di Jalan Otista, membuat para pedagang harus memutar otak kembali.
Tak Hanya Pedagang
Selain pedagang, para tukang becak yang biasa beroperasi di
Pasar Baru pun terdampak secara ekonomi dari adanya buka-tutup jalan.
Salah seorang tukang becak yang berada di Pasar Baru, Jalan
Otista, Darmin (54), mengatakan, penutupan Jalan berdampak pada penghasilannya.
Sebelum diberlakukan penutupan jalan, Darmin bisa
mendapatkan penumpang hingga 8 kali per hari. Namun, saat ini, dia hanya
mendapatkan setengahnya.
"Kalau dulu sehari itu bisa dapat Rp80.000, kalau
sekarang lebih sedikit. Mungkin karena jalan ditutup jadi mereka lebih milih
jalan kaki," ujarnya kepada Ayobandung.com, Kamis (24/9/2020).
Unjuk Rasa
Buka-tutup jalan yang telah dilakukan selama 11 hari hingga
Senin (28/9/2020), mendapat penolakan dari sejumlah pedagang di Pasar Baru dan
pedagang kaki lima. Mereka berunjuk rasa di Jalan Otto Iskandar Dinata
(Otista), Senin (28/9/2020), sekira pukul 09.30 WIB. Mereka berharap Pemerintah
Kota Bandung meninjau ulang penutupan jalan tersebut.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru (HP2B) Iwan Suhermawan
mengatakan, "(Unjuk rasa) itu sebetulnya aksi di luar kontrol HP2B, tapi
saya juga tidak bisa melarang dan mencegah. Ini adalah keinginan para pedagang
untuk melakukan aksi penolakan dan penutupan Jalan Otista yang menurut mereka
sangat memberatkan, efeknya kepada pedagang Pasar Baru dan sekitarnya,"
ujarnya.
Iwan mengatakan, telah memberikan surat keberatan penutupan
jalan Ke Tim Gugus Tugas Kota Bandung.
"Iya spontan, karena kita juga sama himpunan pedagang
juga, kan dengan caranya sendiri, dengan cara konstitusional dengan mengirimkan
surat secara formal ke PD Pasar, lalu ke Dewan agar aspirasi kita didengar.
Tapi kan sampai saat ini Pemerintah Kota Bandung sendiri belum merespons
surat-surat nota protes dari kita," ujarnya.
Bandung Zona Oranye
Hingga Kamis (24/9/2020), Kota Bandung masih berada di zona
oranye atau risiko sedang penyebaran corona penyebab Covid-19.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, hal tersebut
menyebabkan pihaknya masih akan sangat berhati-hati melakukan relaksasi sektor
ekonomi. Selain itu, skema buka-tutup jalan juga masih berlanjut.
"Kota Bandung masih di level oranye atau terkendali.
Kami masih sangat berhati-hati dalam membuka sektor-sektor yang akan
direlaksasi," ungkap Oded dalam konferensi pers di Balai Kota Bandung,
Kamis (24/8/2020).
"Buka-tutup jalan masih akan dilaksanakan untuk
membatasi aktivitas warga yang berpotensi menimbulkan kerumunan," katanya.
Pihaknya hanya akan memprioritaskan relaksasi sektor ekonomi
yang memiliki risiko penyebaran corona rendah dengan dampak sosial ekonomi
besar. Sejauh ini, belum ditemukan adanya klaster baru di sektor-sektor ekonomi
yang direlaksasi.
Sementara itu, angka reproduksi kasus corona di Kota Bandung
mengalami peningkatan dari 2 minggu lalu. Per 23 September, angka reproduksi
naik menjadi 1,22 dari sebelumnya 0,81.
"Kasus masih terkendali tapi angka produksi meningkat.
Per 23 September naik menjadi 1,22," ungkap Oded.
Daftar ruas jalan di
Kota Bandung yang ditutup
Menurut informasi resmi dari Humas Setda Kota Bandung,
buka-tutup jalan dilakukan
- 1. Mulai Simpang Otista - Suniaraja s/d Otista - Asia Afrika;
- 2. Mulai dari Simpang Asia Afrika - Tamblong s/d Asia Afrika - Cikapundung Barat;
- 3. Mulai dari Purnawarman - Riau s/d Purnawarman – Wastukencana;
- 4. Mulai dari Merdeka - Riau s/d Merdeka – Aceh;
- 5 Mulai dari Merdeka - Aceh s/d Merdeka – Jawa.
Waktu penutupan jalan
Waktu penutupan jalan dilakukan 3 kali sehari. Pertama,
pukul 09.00 WIB-11.00 WIB, dilanjutkan pukul 14.00 WIB-16.00 WIB, kemudian
pukul 21.00-06.00 WIB.
Sumber: ayobandung.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar