Rabu, 23 September 2020

Berlangsung Ricuh, Ratusan Mahasiswa Terluka Saat Demo Tolak UU KPK

 

Google.com

Satu tahun lalu, tepatnya 24 September 2019, ribuan massa melakukan demonstrasi besar-besaran dalam rangka memprotes rancangan UU KPK dan sejumlah perundangan lainnya di depan Gedung Sate dan gedung DPRD Jawa Barat. Ini merupakan hari kedua demonstrasi yang berujung rusuh. Ratusan mahasiswa dilaporkan terluka.

 

Massa jebol pagar besi DPRD Jabar

Berdasarkan pernyataan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pasundan Limas Kuswandi, aksi diikuti lebih dari 1.500 mahasiswa yang berasal dari 25 universitas di Bandung. Dalam aksinya, massa menjebol pagar besi gedung DPRD Jawa Barat sehingga polisi terpaksa menembakan gas air mata untuk meredam mereka.

Namun, massa membalasnya dengan lemparan batu dan barang lainnya. Massa aksi lalu berpencar ke segala arah, hingga terbagi menjadi beberapa bagian.

Massa yang menggelar aksi merangsek masuk ke Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Selasa (24/9/2019). 

Ratusan anggota polisi dan TNI berjaga di sekitar lokasi unjuk rasa dengan memakai peralatan lengkap. Kendaraan water cannon, ambulans, dan mobil polisi ikut bersiaga.

 

113 Mahasiswa Terluka

Berdasarkan laporan Ayobandung.com dari lapangan, sebanyak 113 mahasiswa yang terlibat demonstrasi  menjadi korban. Mereka mendapatkan perawatan di Universitas Islam Bandung (Unisba) dan tujuh di antaranya dilarikan ke rumah sakit seperti RS Hasan Sadikin, RS Sariningsih, RS Halmahera, dan RS Boromeus Bandung.

"Ya ada 113 orang, yang masuk rumah 7 orang. (Masuk RS) Ada yang kepalanya bocor, ada sesak nafas, tangannya patah, kaki bengkak," ungkap Wakil Presiden Mahasiswa Unisba Sulton Arief Mauludi.

 

Mediasi massa dan DPRD Jabar

Menjelang malam, aksi demonstrasi itu berbuah hasil. Tiga orang anggota DPRD Jabar sebagai perwakilan bersepakat menandatangani perjanjian mengenai sejumlah tuntutan yang dikemukakan mahasiswa.

Aksi tantangan surat perjanjian tersebut dilakukan di depan area Gedung Sate. Selepas magrib, ribuan massa aksi yang sempat beristirahat kembali memadati area antara Gedung Sate dan Gedung DPRD Jabar yang dipisahkan barikade.

TNI kemudian mempertemukan mahasiswa dengan perwakilan anggota dewan yang kemudian disambut sorak sorai.

Anggota DPRD Jabar dari Fraksi PAN Hasbullah Rahmad mengatakan, sejumlah RUU termasuk revisi KUHP telah ditunda pengesahannya oleh DPR RI dan hal tersebut menunjukan aspirasi mahasiswa yang melakukan aksi di berbagai daerah di Indonesia telah didengar.

Sementara, pihaknya mengatakan hanya dapat menunggu keputusan Presiden RI terkait UU KPK.

 

Tuntutan Mahasiswa

Setelah melalui sesi diskusi, koordinator aksi, Alaudin Adzadsyah kemudian menuliskan tuntutan mahasiswa dalam selembar kertas yang langsung ditandatangani dan dibacakan oleh perwakilan dewan.

Isinya meminta pembatalan terhadap sejumlah peraturan meliputi RKUHP, RUU KPK, RUU Pertahanan, dan RUU Ketenagakerjaan. Selain itu, tuntutan tersebut juga meminta percepatan pengesahan RUU PKS.

 

TNI dan Mahasiswa Salat Bersama

Sebelumnya, aksi demonstrasi yang berlangsung sejak sekitar pukul 11.00 WIB tersebut sempat memanas. Beberapa mahasiswa sempat dibawa kembali ke Kampus Unisba untuk mendapat perawatan medis.

Namun, selepas orasi berlangsung, salah seorang perwakilan mahasiswa berinisiatif mengumandangkan ikamah karena waktu Salat Asar telah tiba.

"Bagi yang beragama Muslim, mari bersama-sama kita salat dahulu," ungkapnya.

Hal tersebut diikuti sejumlah mahasiswa lainnya yang menggelar jaket dan pakaian di aspal sebagai alas ibadah.

Salah seorang mahasiswa maju menjadi imam. Dalam saf terdepan, tampak anggota TNI turut mengikuti salat berjemaah tersebut. Mahasiswa dan TNI kemudian saling bersalaman selepas salat.

Massa aksi salat asar bersama dengan TNI di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (24/9/2019). (Ayobandung.com/Dadan Ramdani/magang)

Tak berselang lama, salah satu perwakilan mahasiswa menyampaikan komando untuk bersama-sama mengheningkan cipta.

"Ini adalah bentuk solidaritas kita sebagai warga negara, terlepas agama, keyakinan dan pandangan politiknya, mari mengheningkan cipta bagi para pahlawan yang telah memperjuangan keadilan," ungkapnya.

Himne mengheningkan cipta kemudian berkumandang.

 

Sumber: ayobandung.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar